Rabu 06 Sep 2023 20:35 WIB

Presiden Korsel: Kerja Sama Militer Korut Rugikan Perdamaian Dunia

Korut dan Rusia membantah telah melakukan perundingan senjata.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan selama pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia pada 25 April 2019.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan selama pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia pada 25 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol mengatakan, segala upaya untuk bekerja sama dengan Korea Utara (Korut) dalam urusan militer dengan cara yang merusak perdamaian internasional harus segera dihentikan. Yoon menyampaikan komentar tersebut pada pertemuan ASEAN di Jakarta  pada Rabu (6/9/2023) .

“Upaya kerja sama militer dengan Korut yang merugikan perdamaian internasional harus segera dihentikan,” kantor Yoon mengutip pernyataannya pada pertemuan dengan para pemimpin negara-negara ASEAN.

Baca Juga

Kantor kepresidenan Korsel tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari pernyataan itu. Namun komentarnya muncul di tengah laporan bahwa perundingan senjata antara Korut dan Rusia secara aktif mengalami kemajuan. Pemimpin Korut Kim Jong-un pun dikabarkan berencana untuk segera mengunjungi Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Korut dan Rusia membantah mereka melakukan perundingan senjata. Namun New York Times melaporkan minggu ini, kunjungan Kim pada akhir bulan ini ke kota pelabuhan Vladivostok di timur jauh Rusia adalah untuk membahas penyediaan senjata bagi Rusia untuk perang di Ukraina. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebelumnya mengatakan kedua negara berencana melakukan latihan militer bersama.