REPUBLIKA.CO.ID. YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut tiga kabupaten di DIY terdampak kekeringan yakni Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo. Namun, hanya dua kabupaten yang saat ini berstatus siaga darurat kekeringan yakni Bantul dan Gunungkidul.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto mengatakan, di Bantul ada lima kecamatan dengan delapan kelurahan yang terdampak kekeringan saat ini. Sedangkan, di Gunungkidul ada enam kecamatan dengan total 19 kelurahan yang terdampak kekeringan.
"Di Kulonprogo ada delapan kelurahan di lima kapanewon (kecamatan) yang terdampak kekeringan," kata Lilik kepada Republika, Rabu (6/9/2023).
Lilik menyebut, daerah-daerah yang terdampak kekeringan tersebut sudah dilakukan dropping air. Meski, dari masing-masing kabupaten yang terdampak kekeringan juga telah menyiapkan anggaran sendiri untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih.
"Dari masing-masing kabupaten telah menyiapkan anggaran droping air. Apabila anggaran rutin telah habis, maka akan menggunakan dana BTT (belanja tidak terduga)," ujar Lilik.
Lilik juga menyebutkan setidaknya lebih dari 100 kelurahan yang berpotensi dilanda bencana kekeringan di DIY saat ini. Wilayah-wilayah yang berpotensi atau rawan terjadi bencana kekeringan ini juga tersebar di Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo.
Ia merinci, di Bantul setidaknya ada 23 kelurahan di 10 kecamatan yang rawan akan bencana kekeringan. Sedangkan, di potensi kekeringan Gunungkidul lebih banyak yakni ada di 56 kelurahan di 14 kecamatan.
"Di Kulonprogo ada 28 kelurahan di sembilan kapanewon (kecamatan) yang berpotensi terjadi kekeringan," jelasnya.
Meski delapan kelurahan di Kulonprogo terdampak kekeringan, dan 28 kelurahan berpotensi kekeringan, namun pemerintah kabupaten setempat belum menetapkan status siaga darurat kekeringan. Untuk Bantul, juga sudah memperpanjang status siaga darurat hingga 30 November 2023 nanti.
Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni mengatakan, kekeringan telah dirasakan warga Bantul sejak 6 Juli hingga 3 September 2023, menyusul peningkatan permintaan dropping air. Pihaknya telah melaksanakan rapat dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geografi (BMKG) untuk memutuskan memperpanjang siaga kekeringan ini.
"Rapat pemda DIY tentang kekeringan, BMKG menyebut hujan akan turun Desember 2023 nanti, namun diperkirakan intensitasnya kecil," ujar Antoni.