Kamis 07 Sep 2023 03:32 WIB

Bangga, Siswa MA Al Hikmah 2 Brebes Juarai Kompetisi Debat di Doha

Pada babak final diambil dua negara dengan nilai tertinggi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Empat siswa Madrasah Aliyah (MA) Al Hikmah 2 (Malhikdua) Ponpes Al Hikmah 2 Benda, Brebes, Jawa Tengah, yang mengukir prestasi internasional.
Foto: Dokumen
Empat siswa Madrasah Aliyah (MA) Al Hikmah 2 (Malhikdua) Ponpes Al Hikmah 2 Benda, Brebes, Jawa Tengah, yang mengukir prestasi internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Empat siswa Madrasah Aliyah (MA) Al Hikmah 2 (Malhikdua) Pondok Pesantren (Ponpres) Al Hikmah 2 Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengukir prestasi internasional.

Mereka menjadi runner up di ajang International School Debating Championship (ISDC) 2023, yang dihelat di Education City, Doha, Qatar, pada 2 - 4 September 2023.

Kepala Madrasah Aliyah (MA) Al Hikmah 2, Sulkhi Azis menjelaskan, ISDC 2023 adalah kompetisi debat berbahasa Arab tingkatan tertinggi level internasional yang diselenggarakan oleh Qatar Debate yang merupakan bagian dari Qatar Foundation.

Kompetisi di Doha ini merupakan babak final dari rangkaian babak penyisihan secara daring yang dilaksanakan pada 6 - 7 Mei 2023 lalu. “Pada penyisihan ini, Malhikdua dinyatakan lolos  untuk mengikuti babak final di Doha,” jelasnya, Rabu (6/7).

Di ajang ini, Malhikdua mendelegasikan empat siswa terbaiknya dan satu guru pembimbing untuk mewakili Indonesia pada kompetisi debat tersebut. Keempatnya adalah Ajid Maulana Izza, Faqih Muhajir Alhamidy, M Alwannasif Al-Ghifary, dan Fauzul Muiz.

Pada babak semi final, Indonesia masuk pada kategori penutur Bahasa Asing/Arabic as Foreign Language (AFL) bersama Malaysia, Singapura, dan Kazakhstan. Namun, kategori ini masih bisa berjumpa dengan negara penutur asli/native.

Pada ronde pertama, Indonesia bertemu dengan Tunisia sebagai negara penutur asli dan harus mengakui keunggulan tim Tunisia. Sedangkan ronde kedua dan ketiga Indonesia mengalahkan delegasi dari Malaysia dan Singapura yang mengantarkan ke babak final.

Gus Sulkhi, sapaan akrab Sulkhi Azis menambahkan, pada babak final diambil dua negara dengan nilai tertinggi untuk ditandingkan, yaitu Indonesia sebagai negara dengan perolehan nilai tertinggi dan Singapura yang menempati urutan kedua.

Mosi debat yang diangkat pada babak final berhubungan dengan teknologi digital dan politik yaitu larangan bagi perusahaan sosial media untuk menyediakan akun-akun para pejabat dan politikus.

Mosi itu baru diberikan 20 menit sebelum debat dimulai sehingga menjadikan kedua tim harus jeli dalam menelaah dan menganalisis sesuai dengan problematika internasional dari sisi perpolitikan terkini.

Pada babak final ini harus puas sebagai runner up, setelah kalah nilai dari Singapura yang sebelumnya mampu dikalahkan di babak semi final.

Namun begitu ini tetap hasil kerja tim yang membanggakan dewan guru Malhikdua dan bagi MA Alhikmah 2. “Kami tetap bangga dengan prestasi internasional ini,” jelas dia.

Guru pembimbing delegasi Malhikdua, Sutanto menambahkan, keikutsertaan dalam kompetisi ini merupakan mimpi besar Malhidua dari 2017 setelah meraih posisi ke-3 Debat Bahasa Arab Tingkat ASEAN di International Islamic University Malaysia (IIUM),  Kuala Lumpur, Malaysia.

“Malhikdua selalu punya mimpi besar, salah satunya mampu berprestasi di berbagai ajang internasional dalam bidang bahasa Arab, di samping prestasi internasional bidang sains dan teknologi,” jelasnya.

Salah satu siswa delegasi Malhikdua, Ajid Maulana Izza mengungkapkan, baginya ISDC ini menjadi kompetisi mempunyai feedback yang sangat banyak, termasuk pengalaman baru.

Sebab ini pertama kalinya ia mengikuti kompetisi di ajang internasional di Doha, Qatar, yang merupakan salah satu negara Timur Tengah yang sangat maju sekali bidang pendidikan dan teknologinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement