Rabu 06 Sep 2023 23:43 WIB

Warga Terdampak Kekurangan Air Bersih di Sukabumi Bertambah Jadi 13 Ribu Jiwa

Warga yang terdampak kekurangan air bersih tersebar di 15 kelurahan Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga menampung air bersih yang disediakan oleh Dinas Kementerian PUPR (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rahmad
Warga menampung air bersih yang disediakan oleh Dinas Kementerian PUPR (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah warga Kota Sukabumi yang terdampak kekurangan air bersih bertambah banyak. Sebab, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan hingga Rabu (6/9/2023) sore warga yang mengalami krisis air bersih mencapai sebanyak 3.966 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 13.975 jiwa.

"Warga yang terdampak kekurangan air bersih tersebar di enam kecamatan dan 15 kelurahan," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Rabu (6/9/2023). Wilayah terdampak itu yakni Lembursitu, Cikole, Baros, Cibeureum, Gunungpuyuh, dan Warudoyong.

Kecamatan tersebut terang Zulkarnain, telah dipasok air bersih sebanyak 122.480 liter. Pendistribusian air dilakukan PMI Kota Sukabumi dan PDAM Kota Sukabumi berkolaborasi dengan BPBD.

Rinciannya kata Zulkarnain di Kecamatan Lembursitu sebanyak 1.283 KK yang terdiri atas 4.283 jiwa dan sudah disalurkan sebanyak 42.480 liter air. Di Kecamatan Baros sebanyak 897 KK yang terdiri atas 3.400 jiwa dan disalurkan sebanyak 22.000 liter air.

Berikutnya Kecamatan Cibeureum 656 KK yang terdiri atas 1.800 jiwa dan dipasok sebanyak 8.000 liter air bersih. Kecamatan Cikole sebanyak 385 KK yang terdiri 1.680 jiiwa dan dipasok 20.000 liter air.

Berikutnya Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 224 KK yang terdiri atas 1.120 jiwa dan dipasok 5.000 liter air. Terakhir Kecamatan Warudoyong sebanyak 441 KK yang terdiri atas 1.452 jiwa dan dipasok air bersih 20.000 liter.

Zulkarnain menuturkan, BPBD melalukan sejumlah langkah yakni berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan serta instansi terkait lainnya. BPBD melakukan pendistribusian air bersih kepada warga bersama PMI dan PDAM dibantu Satpol PP Damkar, Dinsos dan aparat wilayah.

Upaya lainnya terang Zulkarnain, mengkampanyekan gerakan hemat penggunaan air. Terlebih, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, fenomena El Nino yang akan menimbulkan kekeringan lebih ekstrem dan mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. Sejumlah wilayah di Indonesia bahkan diprediksi bakal mengalami hari tanpa hujan yang panjang. 

Selain itu kata Zulkarnain, BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wilayah Jawa barat. Hal tersebut sudah dirasakan khususnya untuk wilayah Kota Sukabumi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement