Kamis 07 Sep 2023 10:35 WIB

Dikritik Pro LGBT Sebab Pindah ke Liga Arab Saudi, Eks Kapten Liverpool Dibela Pelatih Ini

Jordan Henderson mengatakan kritik terhadap dirinya sangat menyakitkan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Klub Arab Saudi, Al Ettifaq, mendatangkan eks kapten Liverpool, Jordan Henderson, pada musim panas 2023 ini.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Klub Arab Saudi, Al Ettifaq, mendatangkan eks kapten Liverpool, Jordan Henderson, pada musim panas 2023 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Pelatih Celtic, Brendan Rodgers, membela Jordan Henderson menyusul adanya kritik dari "moralis" atas kepindahannya ke klub Arab Saudi, Al-Ettifaq. Henderson yang dilatih Rodgers antara 2012 hingga 2015 di Liverpool dikritik karena pindah ke negara yang melarang homoseksual.

Rodgers mengatakan, para pemain harus melakukan yang terbaik terhadap klub yang dibelanya saat ini. Dan pemain memang seharusnya hanya fokus terhadap permainan di dalam lapangan.

Baca Juga

“Saat ini banyak petugas moralitas yang menghakimi orang," ujar Rodgers dilansir dari BBC, Kamis (7/9/2023).

Rodgers mengaku telah mengenal Henderson sangat baik. Henderson adalah pemain yang selalu mencintai Liverpool. Kepindahannya ke Arab Saudi ketika dia sadar bahwa namanya tidak lagi menjadi pilihan utama di skuad the Reds. Dan mungkin Henderson membutuhkan tantangan lain di luar Liga Inggris. "Jadi pergi ke luar negeri dan menghadapi tantangan baru jelas cocok untuknya."

Henderson merupakan mantan kapten Liverpool. Ia mendapat kritik lebih dari kebanyakan pemain terkenal yang pindah ke Liga Pro Saudi tahun ini karena telah lama dianggap sebagai pendukung komunitas LGBTQ+. Dalam wawancara dengan Athletic pekan ini, Henderson mengatakan kritik tersebut sangat menyakitkan.

Henderson mengaku tidak meninggalkan komunitas, meski kini telah pergi ke Arab Saudi. Menurut pemain usia 33 tahun itu, sulit mengetahui dan memahami mengapa ada kritikan tersebut karena itu adalah bagian dari larangan dalam agama Islam, agama mayoritas di Arab Saudi.

“Jadi kalau saya pakai ban kapten pelangi, itu tidak menghormati agamanya, maka itu juga tidak benar. Semua orang harus menghormati agama dan budaya di mana pun berada," kata Henderson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement