Kamis 07 Sep 2023 16:30 WIB

Meksiko Berpeluang Miliki Presiden Perempuan Pertama Kali

Meksiko masih terkenal dengan chauvinisme laki-lakinya yang sangat kuat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Meksiko
Bendera Meksiko

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Mantan wali kota Mexico City Claudia Sheinbaum terpilih sebagai kandidat calon presiden dari partai yang berkuasa di negara itu. Sebelumnya kelompok oposisi mengumumkan Xochitl Galvez sebagai calon presiden yang akan maju pada pemilu yang akan datang.

Meksiko untuk pertama kalinya akan memiliki kesempatan bagi dua perempuan dari gerakan politik utama untuk bersaing memperebutkan kursi kepresidenan. Kedua kandidat calon presiden itu bersikeras bahwa Meksiko siap dipimpin oleh seorang perempuan.

Baca Juga

Pada Rabu (6/9/10) malam, partai Morena pimpinan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengumumkan Sheinbaum telah mengalahkan lima rival internal partai yang semuanya laki-laki. Dia telah menempatkan perempuan pada posisi penting di Kabinetnya dan menjadi mentor bagi Sheinbaum, bahkan ketika dia dituduh melakukan chauvinisme laki-laki.

Meksiko masih terkenal dengan 'kejantanan' atau chauvinisme laki-lakinya yang sangat kuat. Bentuk paling ekstrem dari chauvinisme di Meksiko dalam tingginya angka pembunuhan terhadap perempuan.

Direktur majalah pemilu Voice and Vote Gloria Alcocer Olmos menyatakan, Meksiko memiliki “suara macho” yang kuat. Konsep ini juga tidak hanya berlaku bagi pemilih laki-laki. Alcocer Olmos mencatat, dalam pemilihan gubernur pada Juni di negara bagian Meksiko persaingan terjadi antara dua kandidat perempuan.

Dalam pemilihan ini jumlah pemilih adalah yang terendah dalam sejarah. Hal serupa terjadi pada pemilu negara bagian di Aguascalientes 2021.

“Apa maksudnya? Bahwa masyarakat memilih perempuan? Kenyataannya adalah tidak, dan yang paling menyedihkan adalah perempuan sendiri tidak memilih perempuan," ujar Alcocer Olmos.

Jumlah pemilih yang rendah pada pemilu presiden pada 2 Juni 2023 kemungkinannya kecil karena begitu banyak hal yang dipertaruhkan. Ada juga kemungkinan bahwa partai Citizen Movement yang menguasai dua negara bagian yang paling penting secara ekonomi dapat mencalonkan kandidat laki-laki yang akan menarik suara macho.

Tanda tanya lainnya adalah apa yang akan dilakukan mantan menteri luar negeri Marcelo Ebrard. Sebagai rival terdekat Sheinbaum di Morena, dia tidak terima dengan hasil proses seleksi internal partai karena mengaku ada kejanggalan.

Morena menguasai 22 dari 32 negara bagian Meksiko dan Lopez Obrador tetap sangat populer, memberikan Sheinbaum keuntungan besar. Namun Galvez muncul dari ketidakjelasan sebagian besar dibantu oleh kritik publik setiap hari dari Lopez Obrador. Upaya ini membuatnya menjadi kandidat konsensus dari oposisi yang sebagian besar tidak memiliki arah.

Aktivis Morena yang mendukung Sheinbaum, Aurora Pedroche, mengemukakan masalah lain jika salah satu kandidat perempuan memenangkan kursi presiden. Mengingat semakin besarnya kekuasaan dan tanggung jawab yang diberikan Lopez Obrador kepada militer selama pemerintahannya cara tentara bisa menerima seorang perempuan sebagai panglima tertinggi. “Itu membuatku takut,” kata Pedroche.

Perempuan Meksiko telah mencapai posisi kekuasaan politik dalam kehidupan publik. Namun posisi ini sebagian karena kuota keterwakilan yang diwajibkan untuk jabatan publik.

Perempuan mengalami tingkat kekerasan gender yang tinggi. Femisida telah menjadi masalah yang terus-menerus terjadi selama beberapa dekade

Sheinbaum mewakili kelanjutan agenda sosial Lopez Obrador. Namun tanpa karisma untuk menghadapi lawan di Galvez akan lebih menyulitkannya.

Gálvez yang independen mewakili  Broad Front for Mexico, sebuah koalisi dari National Action Party yang konservatif, Democratic Revolution Party yang progresif, dan Institutional Revolutionary Party yang memegang jabatan kepresidenan Meksiko tanpa henti antara 1929 hingga 2000. Dia melakukan kaukus dengan National Action Party di Senat tetapi bukan anggota.

Pakar strategi Antonio Sola yang bekerja pada kampanye mantan Presiden Felipe Calderon pada 2006 berpendapat bahwa citra Galvez sebagai orang luar dapat membantunya. Ketika sebagian besar dunia mengalami akhir dari era politik yang didominasi oleh kandidat tradisional, tokoh-tokoh yang muncul adalah mereka yang menendang sistem.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement