REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir dinilai sebagai pemimpin yang memiliki banyak inovasi dan juga sosok pembaruan. Hal itu terekam dari keberhasilan Erick Thohir dalam melakukan transformasi besar-besaran terhadap BUMN hingga menjadi lebih maju.
Direktur Riset Lembaga Survei Jakarta, Fetra Ardianto menilai, keberhasilan Erick dalam membereskan masalah di internal BUMN tidak mudah. Diperlukan kerja luar biasa dan inovatif yang berlandaskan semangat pembaharuan agar kinerja BUMN semakin maju.
"Pak Erick Thohir dalam hal ini memiliki tipe kepemimpinan yang bersifat inovatif. Lebih lanjut inovatif sendiri merujuk kepada sosok yang banyak ide, suka mengadakan pembaharuan," kata Fetra kepada wartawan di Jakarta dikutip Kamis (7/9/2023).
Dia mencontohkan, salah satu aksi nyata Erick adalah dengan memberantas korupsi yang ada di dalam tubuh BUMN. Adapun kasus yang ditangani Erick, mulai seperti Jiwasraya, ASABRI, Garuda Indonesia, Waskita Beton Precast, hingga Pelindo. Semuanya dibongkar dengan melibatkan Kejaksaan Agung.
Setelah program Bersih-Bersih BUMN membuahkan hasil, dampaknya terlihat dari meningkatnya laba BUMN pada 2022 menjadi Rp 303 triliun. Sedangkan dividen BUMN yang diseradisetorkan kepada negara mencapai Rp 80 triliun. Angka itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
"Program AKHLAK serta pemberantasan korupsi dalam lingkup BUMN (berhasil)," ucap Fetra. Selain itu, Erick juga bersama BUMN mengusung sejumlah program yang berdampak penguatan ekonomi melalui UMKM.
Berbagai program, seperti KUR, Mekaar, Makmur, Santri Makmur, Santripreneur, Pesantrenpreneur, Pertashop, Talenta Wirausaha BSI, Merah Putih Fund, Sembrani Fund dan Pasar Digital UMKM (PaDi UMKM) turut diluncurkan. "Seperti yang kita ketahui sebagai Menteri BUMN beliau banyak membangun program-program menarik," kata Fetra.