REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Warga binaan lulusan SMA di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Indramayu, Jawa Barat (Jabar), bakal mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Kesempatan itu dibuka Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Nahdlatul Ulama (NU) Indramayu.
“Dari NU menawarkan kuliah untuk warga binaan dan, alhamdulillah, direspons dengan baik oleh Kalapas (Kepala Lapas) Indramayu,” ujar pendiri STIDKI NU Indramayu, yang juga Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Provinsi Jabar, KH Juhadi Muhammad, Kamis (7/9/2023).
Pada Kamis, Kiai Juhadi menghadiri penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara STIDKI NU dan Lapas Indramayu. Dengan kerja sama ini, warga binaan lapas berkesempatan kuliah jenjang strata satu (S1). Kiai Juhadi berharap kerja sama ini bisa berjalan dengan baik, sehingga warga binaan di Lapas Indramayu dapat mengenyam pendidikan jenjang lebih tinggi dan menjadi sarjana.
Ketua STIDKI NU Indramayu, Supendi Sami’an, menjelaskan ada empat program studi (prodi) di kampusnya. Mencakup Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Manajemen Dakwah (MD), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). “Kita siap berapa pun mahasiswanya. Semakin banyak, semakin oke,” ujar dia.
Supendi mengatakan, syarat warga binaan yang nantinya bisa mengikuti perkuliahan harus lulusan SMA/sederajat. Teknis perkuliahan akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak lapas. “Untuk sistem pembelajarannya secara offline. Dosennya kami hadirkan di sini (lapas). Biayanya gratis,” kata Supendi.
Kalapas Indramayu Beni Hidayat menjelaskan, di Lapas Kelas II B Indramayu ada 50 persen atau sekitar 300 warga binaan yang merupakan lulusan SMA/sederajat. Ia mengatakan, nantinya akan dilakukan asesmen untuk menentukan warga binaan yang akan mengikuti perkuliahan STIDKI NU. “Nanti secara teknisnya kita bicarakan lebih lanjut,” ujar dia.
Beni mengharapkan kerja sama dengan STIDKI NU Indramayu ini dapat meningkatkan kemampuan akademik warga binaan. “Sehingga mereka memiliki bekal kompetensi untuk melanjutkan kehidupan bermasyarakat,” ujar Beni.