REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Manuver klub-klub Arab Saudi mengguncang dunia sepak bola. Sejumlah pemain papan atas direkrut.
Ini bukan hanya mereka yang sudah memasuki usia senja. Beberapa bintang di periode emas menuju Saudi. Pun dengan sejumlah 'wonderkid'.
Muncul pertanyaan besar. Apakah situasi ini bakal berdampak pada status Eropa sebagai pusat geliat lapangan hijau di level tertinggi? Ketua Asosiasi Klub-Klub Eropa (ECA), Nasser Al-Khelaifi, angkat bicara.
"Saya kira tidak ada bahayanya," kata sosok yang juga Presiden Paris Saint-Germain (PSG) itu, dikutip dari BBC, Jumat (8/9/2023).
Nasser menegaskan, ECA percaya pada kemampuan sendiri. Tidak ada iklim yang lebih kompetitif, dibandingkan kompetisi di Eropa. Pemain terbaik bertebaran di seluruh pelosok Benua Biru.
Nasser merasa apa yang terjadi, bagian dari bisnis biasa. Klub-klub Eropa melepas pemain dengan harga menguntungkan. Mereka menemukan pengganti sepadan.
"Jika kami tidak senang, mengapa kami menjual pemain kami pemain kepada mereka? Itulah kebenarannya. Apakah berbahaya? Sudah saya sampaikan pendapat saya. Jika ada bahaya, klub-klub Eropa tidak akan tinggal diam. Sejauh ini, saya tidak melihat adanya bahaya," ujar Nasser.
BBC Sport mendapat informasi adanya jaminan pendanaan untuk klub-klub negara Teluk selama satu dekade. Saudi ingin menjadikan liga mereka salah satu yang terbaik di dunia. CEO Bayern Muenchen, Jan-Christin Dreesen menyuarakan hal serupa Al-Khelaifi.
Sosok yang menggantikan Oliver Khan sebagai Wakil Presiden ECA itu tak merasa khawatir atas apa pun. Menurutnya, Eropa memiliki kompetisi fantastis. Berlimpah pemain dengan kualitas mentereng.
"Tapi saya lebih suka, jendelanya ditutup pada saat yang sama. Saya akan mengusulkan hal itu," ujar Dreesen.
Tahun ini pasar transfer di Saudi dibuka lebih panjang. Lebih sepekan dari batas waktu jual beli pemain di Eropa.