Jumat 08 Sep 2023 14:12 WIB

Wapres Singgung Literasi Syariah Baru 23,3 Persen dari Target 50 Persen

Pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah Indonesia per Juni 2023 sekitar 10,9 persen

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah di acara Hari Santri Nasional 2022 bersama Wakil Presiden Maruf Amin di Masjid At Thohir, Depok, Senin (31/10).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah di acara Hari Santri Nasional 2022 bersama Wakil Presiden Maruf Amin di Masjid At Thohir, Depok, Senin (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyinggung masih rendahnya tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah di angka 23,3 persen. Kiai Ma'ruf mengatakan, tingkat literasi dan pangsa pasar turut berpengaruh pada capaian dan program kerja ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Meskipun, angka literasi saat ini naik dibandingkan pada 2019 di angka 16 persen, tetapi jumlah ini masih di bawah target yang ingin dicapai yakni 50 persen. Sementara, pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah Indonesia per Juni 2023 sekitar 10,9 persen. 

Baca Juga

"Pada Rapat Pleno KNEKS Desember 2022 lalu, saya meminta agar literasi ekonomi dan keuangan syariah ditingkatkan, setidaknya menjadi 50 persen," ujar Kiai Ma'ruf saat membuka acara Minangkabau Halal Festival 2023 yang diinisiasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (8/9/2023).

Kiai Ma'ruf mengatakan, tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah adalah gambaran sejauh mana pengetahuan dan penerimaan masyarakat Indonesia terhadap produk dan layanan syariah. Karenanya, peningkatkan literasi menjadi penting untuk mengetahui sejauh mana progres pemahaman masyarakat di tengah upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.

Untuk itu, Kiai Ma'ruf mendorong lebih besar peran Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

"MES memegang peranan penting. Hadirnya MES diharapkan mampu membawa solusi nyata atas berbagai problem umat, sehingga dampak kebaikannya dirasakan secara langsung oleh rakyat," ujarnya.

Selain itu, Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah mengingatkan tagline yang dibuat beberapa tahun tentang upaya memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat.

"Pada tahun 2000 kita membuat suatu tagline yang kita katakan memasyaratkan  ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat. Jadi ekonomi syariah dimasyarakatkan, dan ekonomi masyarakat disyariah, ini terus dikembangkan tetapi belum maksimal," ujarnya.

Untuk itu, Kiai Ma'ruf mendukung penyelenggaraan Minangkabau Halal Festival sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi dan makin membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai halal demi mendatangkan keberkahan dalam kehidupan.

Selain itu, melalui festival ini menjadi langkah agar Sumatra Barat Menuju Produsen Halal Dunia. Dia menekankan potensi syariah yang ada di Sumbar terus dikembangkan dan menjadi contoh dalam menularkan semangat positifnya ke provinsi lain. Hal agar kemajuan ekonomi dan keuangan syariah dapat juga diwujudkan di wilayah-wilayah lain.

"Manfaatkan festival ini dengan sebaik-baiknya untuk mempererat silahturahmi dan memperluas jejaring kerja sama antarpemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah. Tidak sebatas kemitraan di Sumatra Barat saja, tetapi meluas ke mancanegara," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement