REPUBLIKA.CO.ID, RIGA – Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan, negaranya siap bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dia mengungkapkan, saat ini Stockholm tengah menunggu Turki meratifikasi permohonan keanggotaannya.
“Kami benar-benar siap dan kami menunggu proses ratifikasi dimulai di Ankara,” kata Billstrom dalam konferensi pers di Riga setelah pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Nordik dan Baltik, Kamis (7/9/2023).
Swedia berharap Ankara akan meratifikasi keanggotaannya di NATO ketika parlemen Turki bersidang kembali pada Oktober mendatang. Hal itu disepakati Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam KTT NATO yang digelar di Vilnius, Lithuania, Juli lalu.
Swedia mengajukan permohonan keanggotaan ke NATO tahun lalu. Langkahnya didorong oleh serangan Rusia ke Ukraina. Namun upaya mereka memperoleh keanggotaan masih terganjal oleh penentangan Turki. Penolakan Turki atas masuknya Swedia ke NATO terkait dengan kebijakan negara tersebut atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Ankara menuding Swedia dan negara tetangganya Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki diketahui telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris. Berbeda dengan Swedia, Turki telah memberi persetujuan bagi keanggotaan Finlandia. Helsinki resmi menjadi anggota ke-31 NATO pada April lalu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah meminta Turki berhenti melakukan penentangan terhadap upaya Swedia bergabung dengan aliansi tersebut. Menurut Stoltenberg, Stockholm telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi komplain keamanan yang dilayangkan Ankara.