Sabtu 09 Sep 2023 05:00 WIB

Dua Ulama Jabar akan Jadi Imam Masjid di Amerika Serikat Selama Enam Bulan

Kedua ulama bertugas menjadi pendakwah dalam menyampaikan kondisi Islam di Jabar. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Asisten Daerah (Asda) Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Jabar, Dedi Supandi.
Foto: Dok Humas Pemprov Jabar
Asisten Daerah (Asda) Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Jabar, Dedi Supandi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dua ulama asal Jawa Barat yang mengikuti program English for Ulama akan menjadi imam di Masjid Al-Hikmah New York, Amerika Serikat. Selain menjadi Imam, dua ulama tersebut, yaitu Muhammad Rifat Al Banna dari Kabupaten Sumedang dan Ibrahim Abdul Jabbar akan mendakwahkan Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil' Alamin, penuh rahmat, kasih sayang terhadap sesama manusia dan alam semesta serta mengajar mengaji anak-anak di sana. 

Menurut Asisten Daerah Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Jabar Dedi Supandi mengungkapkan, dua ulama tersebut akan menetap di AS selama enam bulan. "Mereka menjadi imam masjid di New York selama enam bulan ke depan. Mereka sudah diseleksi (oleh Pemdaprov Jabar) mulai dari seleksi administratif, termasuk wawancara dan mereka lulus 30 juz hafal Alquran, juga tafsir dalam bahasa Inggris pun mereka hafal. Maka kita berangkatkan," ujar Dedi di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (8/9/2023). 

Dedi mengatakan, selama enam bulan ke depan, kedua ulama tersebut akan bertugas menjadi pendakwah dalam menyampaikan kondisi Islam di Jabar. "Selama enam bulan ke depan tugasnya di sana mereka menjadi imam masjid dan yang kedua, menjadi katalisator, termasuk menyampaikan kondisi Islam di Jawa Barat," katanya. 

Dedi mengatakan, pihaknya ingin menyampaikan kepada masyarakat dunia bahwa apa yang menjadi pemikiran-pemikiran tentang Islam di Indonesia itu radikal dan segala macamnya ternyata tidak seperti itu.

"Mereka juga akan mengajar mengaji bagi anak-anak di sana," kata Dedi. 

Rifat Al Banna salah satu perwakilan ulama menjelaskan bahwa sebelum bertolak ke New York, dirinya telah melalui proses seleksi yang panjang, termasuk pemahaman wawasan kebangsaan. 

"Yah, proses untuk berangkat menjadi delegasi ke Amerika ada seleksi terlebih dahulu. Seleksi meliputi hafalan Al-Qur'an tilawah, Al-Qur-an ilmu fikih, wawasan kenegaraan serta pengetahuan terkait negara yang akan kita kunjungi (Amerika Serikat)," papar Rifat. 

Hal yang paling ia nantikan adalah pertemuan saat mengenalkan Islam Rahmatan lil ' Alamin ke berbagai perwakilan agama lain di dunia. 

"Kurang lebih enam bulan menjadi imam delegasi dari Pemprov Jabar, tugasnya yang wajib menjadi imam masjid, kemudian khotbah, mengajar ngaji, juga bertemu dengan teman-teman dari di lintas agama. Nah di situ kita akan memperkenalkan Islam di Indonesia yang baik seperti apa," katanya. 

Menurutnya, pertemuan tersebut menjadi momentum dalam mengubah pandangan terhadap Islam yang radikal di mata warga negara lain. 

"Karena kita juga harus meluruskan pandangan-pandangan orang barat bahwa Islam itu radikal,  kita luruskan dengan berdiskusi bersama mereka. Persiapannya tilawah Alquran, teks-teks untuk khotbah, juga literasi lain terkait toleransi agama," kata Rifat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement