Jumat 08 Sep 2023 19:36 WIB

Satgas Penanganan Pencemaran Udara DKI Klaim Telah Segel Tiga Industri Batu Bara

Seluruh industri di DKI Jakarta diminta memasang alat pembersih gas buang.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus raharjo
Petugas mengisi air untuk disemprotkan ke udara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023). Dalam satu hari, sekitar 1.000 liter air digunakan untuk menyemprotkan air ke udara pada pukul 08.00-11.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB, sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mengisi air untuk disemprotkan ke udara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023). Dalam satu hari, sekitar 1.000 liter air digunakan untuk menyemprotkan air ke udara pada pukul 08.00-11.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB, sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satgas Penanganan (Satgas) Pencemaran Udara DKI Jakarta mengeklaim telah menyegel tiga industri batu bara stockpile untuk mengurangi polusi udara. Ia ingin untuk mengurangi polusi udara tidak hanya dilakukan dari pihak Pemprov DKI tapi perlu ada peran dari seluruh stakeholder dan juga partisipasi masyarakat.

"Hari ini saya akan menyampaikan beberapa progres yang telah ada realisasinya. Pertama ada tentang penyegelan di tiga industri batu bara stockpile," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta sekaligus Juru Bicara Satgas Pengendalian Pencemaran Udara Ani Ruspitawati kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Jumat (8/9/2023).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan adapun penutupan industri arang sementara waktu yang juga telah dilakukan oleh DLH DKI di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Lalu, industri Betching Plant diberikan sanksi administrasi oleh DLH DKI karena tidak memenuhi ketentuan.

"Dan tentunya dengan satu pemahaman semua penindakan yang dilakukan terhadap industri adalah bersifat sementara. Sehingga perusahaan mampu memenuhi aturan pengelolaan lingkungan atas industrinya," kata dia.

Ia mengimbau seluruh industri di DKI Jakarta harus memasang alat pengendali dan pembersih gas buang hasil industri atau scrubber.

"Setelah itu juga ada surat dari Kadis DLH DKI untuk seluruh industri yang menghasilkan emisi gas buang agar melengkapi alat pengendali emisi atau scrubber," kata dia.

Sebelumnya diketahui, kualitas udara di DKI Jakarta tercatat tidak sehat pada Jumat (8/9/2023) dan berada di top five wilayah dengan udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data IQ Air, Jumat (8/9/2023) pukul 11.08 WIB, indeks kualitas udara dengan konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 14,3 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO yakni 159 IQ US. Angka itu menunjukkan kondisi udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat. Posisi Jakarta menjadi berada di urutan kelima udara terburuk di dunia.

Data yang sama menunjukkan, indeks kualitas udara tersebut tidak jauh berbeda dibandingkan dua hari terakhir. Secara keseluruhan, pada Kamis (7/9/2023) indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 155 IQ US dan pada Rabu (6/9/2023) di angka 151 IQ US. Diketahui, angka 150 IQ US menandakan bahwa kondisi udara tidak sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement