REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sekitar 20 warga Palestina terluka dalam bentrokan baru antara gerakan Fatah Palestina dan kelompok bersenjata lainnya di kamp pengungsi Ain al-Helweh di Lebanon selatan pada Kamis (7/9/2023) malam. Kantor berita resmi pemerintah Lebanon NNA melaporkan, orang-orang yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat.
Menurut laporan NNA, senapan mesin dan senjata berat digunakan dalam bentrokan, memaksa ratusan orang meninggalkan kamp. Saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency, meskipun bentrokan berhenti pada Jumat (8/9/2023) pagi, situasi masih rentan terhadap eskalasi lebih lanjut. Lebanese University di kota Sidon, Lebanon selatan, tempat kamp tersebut berada ditutup karena situasi keamanan di sekitar kamp.
Kamp Ain al-Helweh merupakan yang terbesar dari 12 kamp pengungsi Palestina di Lebanon. Fasilitas ini juga menyaksikan bentrokan hebat pada 29 Juli.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bentrokan antara kelompok Islam dan pasukan Palestina yang berafiliasi dengan gerakan Fatah menyebabkan 11 orang meninggal dan lebih dari 40 lainnya luka-luka.
Didirikan pada 1948, menurut data PBB, Ain al-Helweh adalah kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon dengan 50 ribu orang terdaftar. Sementara statistik tidak resmi menyebutkan populasi kamp tersebut mencapai 70 ribu orang.
Jumlah pengungsi Palestina di Lebanon diperkirakan sekitar 200 ribu orang yang ditempatkan di 12 kamp. Fasilitas-fasilitas tersebut sebagian besar berada di bawah kendali faksi Palestina.