Sabtu 09 Sep 2023 00:15 WIB

Menengok Debut Ayah Valentino Rossi di Kelas 500 CC, Lebih Baik dari The Doctor

Graziano Rossi finis ke-13 pada debutnya, sementara Valentino Rossi gagal finis.

Rep: Reja Irfa WIdodo/ Red: Israr Itah
Valentino Rossi merayakan keberhasilan menjuarai MotoGP 2009 di Sirkuit Sepang, Malaysia.
Foto: EPA/SALVATORE DI NOLFI
Valentino Rossi merayakan keberhasilan menjuarai MotoGP 2009 di Sirkuit Sepang, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Valentino Rossi kerap dianggap sebagai salah satu pembalap terbaik di sepanjang sejarah kejuaraan balap motor Grand Prix. Sembilan gelar juara dunia, termasuk tujuh gelar juara di kelas utama MotoGP, menjadi koleksi sosok berjuluk The Doctor tersebut.

Jika menilik latar belakang keluarga, Rossi sepertinya mewarisi bakat dan talenta memacu roda dua di atas lintasan balap dari sang ayah, Graziano Rossi. Kendati tidak mencatatkan kesuksesan besar layaknya Valentino, Graziano diketahui pernah merasakan podium tertinggi di tiga seri kelas 250 cc.

Baca Juga

Saat berkiprah di kelas 250 cc pada 1979, Graziano menggunakan nomor motor 46. Nomor itu yang akhirnya digunakan Valentino saat berkiprah dan merenda kesuksesan di pentas MotoGP. Kendati begitu, berbeda dari Valentino, yang menapaki karier di MotoGP dari kelas terendah, Graziano justru mengawali kiprah di balapan motor Grand Prix dari kelas utama.

Berdasarkan lansiran Motorcyclenews, Graziano melakoni debut di kejuaraan balap motor Grand Prix kala tampil di kelas 500 cc di GP Italia, yang digelar di Sirkuit Imola, pada 1977. Saat itu, Graziano menggunakan motor keluaran pabrikan asal Jepang, Suzuki.

''Itu mungkin menjadi salah satu hari terbesar buat Graziano, menjalani debut di kelas 500 cc. Dia berada dalam kerumunan starting grid yang berisi lebih dari 25 pembalap dengan motor dua tak,'' tulis laporan Motorcyclenews, Jumat (8/9/2023).

Berbeda dengan gelaran MotoGP saat ini, yang menempatkan paling banyak tiga pembalap dalam satu grid starting line-up, di sesi balapan kelas 500 cc pada 1977 tersebut, satu grid balapan diisi oleh empat hingga lima pebalap. Hal ini lantaran jumlah pembalap yang terbilang cukup banyak.

Dalam debutnya di kelas 500 cc tersebut, Graziano menggunakan nomor motor 36 dan menempati grid kelima serta mengawali lomba dari posisi ke-19. Graziano pun harus bersaing dengan sejumlah pembalap legendaris, termasuk pebalap tersukses di sepanjang sejarah kejuaraan balap motor Grand Prix, Giacomo Agostini.

Agostini menempati grid kedua dalam balapan tersebut, sedangkan pembalap asal Inggris, Barry Sheene, menempati pole position. Sheene merupakan juara bertahan kelas 500 cc. Sheene, yang saat itu memperkuat tim Texaco Heron, mampu menjadi yang tercepat di sesi balapan tersebut.

Sheene mengakhiri balapan dengan keunggulan 1,3 detik dari Virgino Ferrari, yang mengawali lomba di grid ketiga. Podium terakhir dalam sesi balapan itu direbut oleh pembalap asal Italia, Armando Toracca. Sedangkan, Agostini harus puas finis di peringkat kelima.

Di debut tampil di kelas 500 cc, Grazino terbilang menorehkan hasil yang cukup memuaskan. Grazino bisa menyelesaikan lomba dan finis di peringkat ke-13. Catatan ini malah jauh lebih baik dari torehan sang anak, Valentino Rossi. Di kesempatan pertama tampil di kelas 500 cc MotoGP, Valentino bahkan gagal menyelesaikan balapan, tepatnya di GP Afrika Selatan musim MotoGP 2000.

Hasil serupa juga ditorehkan Rossi, yang saat itu memperkuat Tim Nastro Azzurro Honda, di seri kedua MotoGP musim 2000. Valentino gagal finis kala tampil di GP Malaysia. Namun, di seri keempat, Valentino berhasil meraih podium di peringkat ketiga.

Valentino kemudian mencatatkan kemenangan perdana di kelas utama MotoGP di GP Inggris, yang digelar di Sirkuit Donnington Park. Setelah kemenangan di seri kedelapan MotoGP musim 2000, langkah Valentino tidak terbendung dan terus mengukir sejarah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement