REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Sejumlah warga terlihat sibuk mengambil tanaman di dasar Situ Gede, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023) siang. Beberapa di antaranya mengenakan caping untuk melindungi kepala dari sengatan sinar matahari.
Penutup kepala berbentuk kerucut itu juga digunakan sebagai wadah untuk menyimpan tanaman yang diambil dari dasar Situ Gede. Selain karung.
Sejak dua bulan lalu air di Situ Gede mulai surut. Hujan yang tak kunjung turun disebut menjadi penyebab air danau seluas 47 hektare itu berkurang. Hanya setengah dari luasan danau yang kini tergenang.
Bagian situ yang tak tergenang air itu ditumbuhi berbagai tanaman. Mayoritas ilalang. Ada juga kangkung. Tanaman kangkung itulah yang diambil warga sekitar untuk dikonsumsi. Sementara ilalang biasanya diambil warga yang datang dari luar Kota Tasikmalaya untuk dijadikan pakan ternak.
Salah seorang warga yang sedang mencari tanaman, Uun (42 tahun), mengatakan, surutnya air di Situ Gede merupakan fenomena lumrah saat musim kemarau panjang. Surutnya air danau ini dimanfaatkan sejumlah warga.
“Bapak-bapaknya ngobeng (mencari ikan pakai tangan kosong). Ibunya nyari kangkung, nyari seler (tumbuhan),” kata warga asal Kampung Burujul, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, itu.
Tak hanya itu. Biasanya ada warga sekitar yang menanam padi di dasar Situ Gede. Anak-anak juga bahkan memanfaatkan area situ untuk bermain sepak bola.
Menurut Uun, surutnya air di Situ Gede baru kembali terjadi pada musim kemarau. Dua tahun ke belakang, musim kemarau yang terjadi tak sampai membuat air Situ Gede surut.
Kendati air di Situ Gede surut, ia menyebut mayoritas sumur warga sekitar masih tetap bisa mengeluarkan air. Meskipun ada juga yang kering. “Alhamdulillah, sumur di rumah tidak kering,” ujar Uun.