Sabtu 09 Sep 2023 06:30 WIB

Saat Air Situ Gede Surut: Bapak Ngobeng, Ibu Cari Kangkung

Air Situ Gede Tasikmalaya disebut mulai surut sejak dua bulan lalu.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Sejumlah warga mencari tanaman di dasar Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, saat airnya surut, Jumat (8/9/2023).
Foto: Republika/ Bayu Adji P
Sejumlah warga mencari tanaman di dasar Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, saat airnya surut, Jumat (8/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Sejumlah warga terlihat sibuk mengambil tanaman di dasar Situ Gede, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023) siang. Beberapa di antaranya mengenakan caping untuk melindungi kepala dari sengatan sinar matahari.

Penutup kepala berbentuk kerucut itu juga digunakan sebagai wadah untuk menyimpan tanaman yang diambil dari dasar Situ Gede. Selain karung.

Baca Juga

Sejak dua bulan lalu air di Situ Gede mulai surut. Hujan yang tak kunjung turun disebut menjadi penyebab air danau seluas 47 hektare itu berkurang. Hanya setengah dari luasan danau yang kini tergenang.

Bagian situ yang tak tergenang air itu ditumbuhi berbagai tanaman. Mayoritas ilalang. Ada juga kangkung. Tanaman kangkung itulah yang diambil warga sekitar untuk dikonsumsi. Sementara ilalang biasanya diambil warga yang datang dari luar Kota Tasikmalaya untuk dijadikan pakan ternak.

 

photo
Warga mengangkut tanaman yang diambil di dasar Situ Gede yang airnya surut, Jumat (8/9/2023). - (Republika/ Bayu Adji P)

 

Salah seorang warga yang sedang mencari tanaman, Uun (42 tahun), mengatakan, surutnya air di Situ Gede merupakan fenomena lumrah saat musim kemarau panjang. Surutnya air danau ini dimanfaatkan sejumlah warga.

“Bapak-bapaknya ngobeng (mencari ikan pakai tangan kosong). Ibunya nyari kangkung, nyari seler (tumbuhan),” kata warga asal Kampung Burujul, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, itu.

Tak hanya itu. Biasanya ada warga sekitar yang menanam padi di dasar Situ Gede. Anak-anak juga bahkan memanfaatkan area situ untuk bermain sepak bola.

Menurut Uun, surutnya air di Situ Gede baru kembali terjadi pada musim kemarau. Dua tahun ke belakang, musim kemarau yang terjadi tak sampai membuat air Situ Gede surut.

Kendati air di Situ Gede surut, ia menyebut mayoritas sumur warga sekitar masih tetap bisa mengeluarkan air. Meskipun ada juga yang kering. “Alhamdulillah, sumur di rumah tidak kering,” ujar Uun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement