Sabtu 09 Sep 2023 11:01 WIB

RS MH Thamrin Cileungsi Optimalkan Penanganan Trauma Kecelakaan Kerja

Kolaborasi RS dengan pihak terkait, memastikan setiap korban trauma mendapat layanan

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo (kanan) saat meninjau langsung seorang peserta yang tengah mendapatkan perawatan layanan kecelakaan kerja.
Foto: dok. bpjs
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo (kanan) saat meninjau langsung seorang peserta yang tengah mendapatkan perawatan layanan kecelakaan kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi Kabupaten Bogor, Jawa Barat bekerja sama pemerintah berkomitmen mengoptimalkan penanganan pasien trauma karena kecelakaan kerja dengan layanan yang cepat dan terukur.

Direktur RS MH Thamrin Cileungsi, dr Mastika Thalib di Bogor, Jumat, menyatakan pusat trauma RS MH Thamrin Cileungsi sudah terkoneksi pemerintah melalui BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Jasa Raharja dan Polres Bogor untuk melayani dengan cepat pasien trauma akibat kecelakaan kerja.

"Kolaborasi RS MH Thamrin Cileungsi dengan pihak terkait, akan memastikan setiap korban trauma akan mendapatkan layanan optimal," ujarnya, Sabtu (9/9/2023).

Mastika menyampaikan, bahwa rumah sakit RS Thamrin berkomitmen mengusahakan semaksimal mungkin penanganan, sehingga akan menyembuhkan trauma, meringankan dampak trauma hingga mempertahankan kualitas hidup dari korban.

Spesialis Orthophedi dan Traumatologi, RS MH Thamrin Cileungsi, Dr. Ronald Vinantius Munthe menyampaikan kasus trauma yang umum di rumah sakit tersebut adalah akibat kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja.

Hal itu karena lingkungan RS MH Thamrin Cileungsi banyak pabrik atau industri, seperti industri konstruksi, pabrik tekstil dan industri perangkat keras komputer.

Di sisi lain, jalan raya yang dilalui para pekerja banyak juga dilintasi kendaraan transportasi, mulai motor roda dua, mobil pribadi hingga kendaraan besar, seperti truk sehingga riskan terhadap kecelakaan.

Ronald menerangkan, jika kejadian kecelakaan itu di jalan, biasanya kasus yang ditemui adalah fraktur atau patah tulang, ligamen sobek, pendarahan di area tengkorak hingga cedera tulang belakang.

Sementara, dari kecelakaan kerja, misal terpotong salah satu bagian tubuh, tertimpa benda berat atau cedera otot.

"Untuk penanganan berbagai trauma ini, ada golden hour-nya, untuk memastikan perawatan yang dilakukan dapat memberikan hasil optimal. Seperti fraktur terbuka, golden hour-nya itu 6 jam. Kalau di atas 6 jam, risiko terjadinya infeksi akan lebih tinggi," ujarnya.

Sementara itu, Spesialis Bedah RS MH Thamrin Cileungsi, dr. Firdaus Amansyah menjelaskan ada beberapa hal yang bisa terjadi di dunia kerja maupun kecelakaan lalu lintas.

"Mulai dari luka robek, benturan yang menyebabkan pendarahan hingga luka bakar," kata dr Amansyah, demikian ia akrab dipanggil.

Ia mengemukakan, dalam penanganan kasus trauma, dengan penyebab apapun, pihak RS MH Thamrin Cileungsi akan melakukan tindakan berdasarkan tingkat kedaruratan.

"Misalnya, trauma kecelakaan lalu lintas, begitu sampai di IGD, ya akan langsung ditangani terlebih dahulu. Jika tidak ada yang mendampingi atau kondisi korban tidak sadar, tetap secepatnya ditangani. Baru setelahnya menyelesaikan administrasi. Kecuali, ada keluarga atau pihak yang menemani," jelasnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement