Sabtu 09 Sep 2023 13:13 WIB

Sandiaga: PPP Tetap Istiqomah Bersama PDIP

PPP fokus terhadap topik yang dibutuhkan masyarakat.   

Rep: Febrian Fachri / Red: Agus Yulianto
Ketua Badan Pemenangan Pemili (Bapilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Badan Pemenangan Pemili (Bapilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Badan Pemenangan Pemili (Bapilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno, mengatakan arah koalisi partainya masih belum berubah. Artinya, tetap istiqomah bersama PDIP mengusung calon presiden Ganjar Pranowo. 

“PPP tetap istiqomah dalam kerja sama dengan PDIP. Kita istiqomah. Karena ini bukan mencari jabatan dengan berambisi untuk mencari kekuasan semata. Tapi justru adalah politik amar ma'ruf nahi mungkar. Politik penuh pengorbanan dan pengabdian,” kata Sandi, di Padang, Jumat (8/9/2023) malam WIB.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu kemudian menyebut PPP dan PDIP berkomitmen memenangan Ganjar Pranowo sesuai kesepakatan awal. 

Saat ditanya peluangnya menjadi calon wakil presiden Ganjar, Sandi hanya menjawab dirinya dan PPP fokus terhadap topik yang dibutuhkan masyarakat. 

“Solusi yang perlu kami hadirkan di tengah masyarakat, Insya Allah kami bisa meyakinkan bahwa gagasan membangun Indonesia dengan percepatan pembangunan ini bisa kita wujudkan,” ucap Sandi.

Sandi tak menampik baru-baru ini mendengar adanya isu peluang bekas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, digaet menjadi cawapres Ganjar. “Saya tidak dalam kapasitas menanggapi,” kata Sandi singkat.

Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan PPP tidak akan lama lagi bersama PDIP karena lemahnya nilai tawar Sandi dapat menjadi cawapres Ganjar. 

Ada peluang partai berlambang Ka’bah itu keluar dari koalisi pendukung Ganjar dan membentuk poros baru bersama PKS dan Partai Demokrat.

“Sudah cukup lama berkoalisi, tapi PDIP masih enggan menerima Sandi menjadi cawapres Ganjar,” ujar Najmuddin. 

Najmuddin melihat alasan Sandi pindah partai dari Gerindra ke PPP adalah untuk mendapatkan kesempatan maju lagi di Pilpres. Karena peluangnya maju dari Partai Gerindra sudah tipis lantaran partai tersebut masih menjadikan Prabowo Subianto menjadi capres.

Lalu setelah pindah ke PPP dan berkoalisi dengan PDIP, ada harapan Sandi dapat menjadi cawapres pendamping Ganjar. Tapi menurut Najmuddin ide tersebut tidak disetujui PDIP. 

“Saat ini siapa cawapres Ganjar masih tanda tanya besar. Tapi peluang Sandi cukup kecil karena dinilai tidak sapat menutupi kekurangan Ganjar,” ucap Najmuddin.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement