REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, mengatakan partainya tengah gencar menyodorkan namanya sebagai kandidat calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Tapi menurut Yusril, PBB tidak akan memaksakan hal tersebut. Ia menegaskan PBB tetap bersama koalisi pendukung Prabowo meskipun dirinya tidak dipilih sebagai cawapres.
"Saya mau disarankan jadi cawapres. Kalau iya alhamdulillah, kalau tidak alhamdulillah juga. Kami tak akan neko-neko, kita akan istiqomah berada di jalan lurus bersama Pak Prabowo," kata Yusril, saat pidato pada acara Konsolidasi Zona III Pemenangan Pileg PBB dan Pemenangan Prabowo Subianto sebagai capres di Hotel Pangeran, Kota Padang, Sabtu (9/9/2023).
Konsolidasi Zona III di Padang ini, dihadiri DPW PBB Provinsi DKI, Banten dan seluruh provinsi di Sumatra. Selama acara ini berlangsung, tidak jarang terdengar teriakan 'Yusril Cawapres' digaungkan.
Yusril menyebut saat ini Prabowo sudah punya gerbong koalisi, yakni Koalisi Indonesia Maju. Selain PBB dan Partai Gerindra, juga ada Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Golkar dan Partai Gelora.
Yusril merefleksi sebelum PBB bergabung, Prabowo sudah didukung Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa. Setelah itu PBB masuk. PBB lanjut Yusril kemudian mengajak PAN dan Golkar ikut bergabung. Sayangnya kata dia setelah Golkar dan PAN bergabung, PKB justru keluar. "Tapi Pak Prabowo, bisik-bisik mengatakan kalau PKB nanti akan masuk lagi," ujar Yusril.
Mantan Menteri Kehakiman dan HAM itu menambahkan PBB adalah partai Islam modernis. Pemikiran Islam modernis sangat mudah ditebak. "Gampang ditebak pemikirannya. Lurus to the poin. Kami memutuskan mendukung Prabowo. Insya allah PBB konsisten dukung Prabowo. Kami teman koalisi yang setia dan percaya. Tidak berbelit-beli dan tidak akan lari," kata Yusril menambahkan.
Diketahui, selain nama Yusril, ada sejumlah nama yang masuk ke dalam daftar kandidat cawapres pendamping Prabowo. Yakni, Menteri BUMN, Erick Thohir, Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, putri Gusdur, Yenny Wahid, dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.