REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen mewujudkan untuk mengembangkan infrastruktur khususnya transportasi secara berkelanjutan. Adapun pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sesuai rencana pembangunan jangka panjang nasional 2025-2045.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebagai kekuatan ekonomi yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara, Indonesia memiliki juta peran penting dalam ekonomi global dengan produk domestik bruto mendekati 1,2 triliun dolar AS dan pertumbuhan secara konsisten.
Selain itu, Indonesia memiliki posisi strategis dalam jalur perdagangan global dan keanggotaannya dalam G20 semakin menunjukkan peran penting Indonesia dalam perekonomian global.
“ASEAN merupakan regional yang berorientasi ke depan melalui integrasi dengan berbagai model sistem dan ekosistem yang penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta para pengusaha dan ilmuwan di ASEAN, semua orang yang akan menjadikan ASEAN sebagai salah satu mesin pertumbuhan utama abad ini. Sementara dapat kita lihat, tidak ada wilayah lain yang pertumbuhannya lima persen dan inflasinya kurang dari empat persen,” ujarnya.
Airlangga mengungkapkan di depan perwakilan negara ASEAN, pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 kilometer jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di Tanah Air.
Sementara dalam program yang masuk proyek strategis nasional tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai pada pertengahan 2023.
Pemerintah juga telah memprioritaskan pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan dua juta mobil listrik pada 2030. Negara-negara ASEAN juga telah sepakat untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan dunia.
KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo Mei 2023 lalu, telah menghasilkan perjanjian kerja sama dengan negara-negara di wilayah ASEAN dan mengeluarkan ASEAN Leaders' Declaration on Developing Regional EV Ecosystem.
Adapun upaya pemerintah terkait energi terbarukan juga difokuskan di Kepulauan Riau melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Utama di Batam-Bintan-Karimun (BBK). Diperkirakan di Kepulauan Riau terdapat potensi pembangkit listrik tenaga terbarukan sekitar 30 GW.
Sebagai bagian dari komitmen ASEAN, Pemerintah Indonesia berusaha membangun konektivitas regional dan telah melibatkan diri dalam inisiatif seperti Indonesia-Malaysia-Thailand Golden Triangle (IMT-GT) yang memiliki 36 proyek konektivitas senilai lebih dari 57 miliar dolar AS.