Ahad 10 Sep 2023 05:18 WIB

Demokrat Kini Berpikir Rasional Pascahengkang dari Koalisi Perubahan

Pilihan Demokrat kini bergabung ke koalisi pendukung Ganjar atau Prabowo.

Red: Andri Saubani
Para keder Partai Demokrat mengambil tumpeng yang disediakan dalam acara HUT ke-22 Partai Demokrat di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Sabtu (9/9/2023). Peringatan HUT ke-22 Partai Demokrat tersebut digelar secara sederhana dan diisi oleh serangkaian acara seperti lomba lukis, donor darah, hingga menghias nasi tumpeng.
Foto: Republika/Prayogi
Para keder Partai Demokrat mengambil tumpeng yang disediakan dalam acara HUT ke-22 Partai Demokrat di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Sabtu (9/9/2023). Peringatan HUT ke-22 Partai Demokrat tersebut digelar secara sederhana dan diisi oleh serangkaian acara seperti lomba lukis, donor darah, hingga menghias nasi tumpeng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron, menyebut bahwa partainya berpikir rasional dan tidak menentukan syarat tertentu dalam berkoalisi pascahengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Namun, Demokrat menyatakan siap jika nantinya ada kadernya yang diajak menjadi cawapres oleh koalisi yang baru.

“Demokrat berpikir rasional saja karena kalau kemarin mungkin ditanya ketika masih gabung dengan Nasdem dan PKS, kami bisa menjawab: karena memang itu merintis dari awal, sehingga kemudian ada daya tawar, baik untuk portofolio maupun hal-hal lainnya,” ucapnya di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Sabtu (9/9/2023).

Baca Juga

Herman menjelaskan Partai Demokrat berpikir rasional karena saat ini mereka akan masuk dalam koalisi yang sudah terbentuk, yakni koalisi pendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto. “Tapi kan sekarang ini masuk dalam koalisi yang sudah terbentuk. Oleh karenanya, berpikir rasional saja. Tentu kalau ada ruang yang terbuka dan dibicarakan apa yang secara rasional itu mungkin jadi porsinya Demokrat,” kata dia.

Dia pun menegaskan Partai Demokrat tidak memaksa untuk menawarkan sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) bagi koalisi yang baru. “Kalau diajak jadi cawapres ya siap, tapi kalau pun tidak, kami lebih rasional untuk bergabung ke dalam koalisi ke depan. Mengikuti apa pun yang sudah jadi kesepakatan dan komitmen,” katanya.