Ahad 10 Sep 2023 07:58 WIB

Biden Enggan Menjamu Netanyahu di Gedung Putih, Ini Alasannya

Gedung Putih telah berulang kali mengkritik kebijakan pemerintahan Netanyahu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan ini tetapi tidak akan menjamunya di Gedung Putih.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan ini tetapi tidak akan menjamunya di Gedung Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan ini, tetapi tidak akan menjamunya di Gedung Putih. The Times of Israel melaporkan, seorang pejabat senior Israel mengatakan, Netanyahu akan bertemu Biden di sela-sela Majelis Umum PBB di New York akhir bulan ini.

Pada Maret, Biden menyatakan dia tidak akan mengundang Netanyahu dalam waktu dekat. Biden mengatakan, dia sangat prihatin dengan keadaan demokrasi Israel di tengah rencana perombakan peradilan yang didorong oleh koalisi sayap kanan sejak berkuasa pada Desember.

Baca Juga

Sebagai perdana menteri, Netanyahu belum pernah bertemu dengan presiden AS sejak ia menjabat sekitar delapan bulan lalu. Pada Juli, kantor Netanyahu mengumumkan bahwa Biden telah mengundangnya untuk bertemu, tanpa menyebutkan lokasinya.

Gedung Putih telah berulang kali mengkritik pernyataan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan garis keras Netanyahu dan rencana perombakan peradilan. Netanyahu dijadwalkan untuk berpidato di Majelis Umum PBB pada 21 atau 22 September.

Hubungan antara Israel dan AS memburuk sejak terbentuknya koalisi sayap kanan yang mencakup menteri-menteri ekstremis. Gedung Putih mengutuk perluasan pemukiman dan kekerasan terhadap warga Palestina yang merajalela di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Washington juga memperingatkan ancaman terkikisnya kebebasan sipil, dan mengkritisi rencana pemerintah Israel untuk merombak sistem peradilan. Aksi protes mengenai perombakan sistem peradilan telah menuai protes selama berbulan-bulan di Israel. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement