Ahad 10 Sep 2023 10:29 WIB

Wapres Berharap Siapa Pun Pemenang Pilpres Seluruh Pihak Bisa Tertawa dan Gembira

Elite politik diimbau gunakan kampanye yang tak menimbulkan gesekan di masyarakat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin
Foto: istimewa
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin berharap pelaksanaan Pilpres 2024 disikapi dengan suasana persaudaraan dan kegembiraan. Kiai Ma'ruf menyebut, seharusnya pilpres sebagai ajang kontestasi memilih pemimpin tidak diliputi suasana permusuhan.

"Mestinya disikapi dengan kegembiraan, dengan suasana persaudaraan itu seperti orang misalnya balapan kayak anak-anak balapan itu kan, siapa yang menang siapa yang kalah abis itu kan ketawa semua gembira," ujar Kiai Ma'ruf dalam Dialog Kebhinekaan seperti dibagikan Sekretariat Wakil Presiden, Ahad (10/9/2023).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf berharap tidak perlu ada pihak yang saling bermusuhan atau menjelekkan satu sama lain. Sebagai ajang memilih pemimpin terbaik, maka perbedaan pilihan adalah sesuatu yang wajar.

"Pasti dalam rangka memilih itu kan tidak sama, pilihan itu tidak sama. Karena itu kalau ada yang satu milih A yang satu milih B. Itu normal saja, mestinya itu tidak disikapi kemudian kenapa dia milih A, kenapa dia tidak milih B," ujar Kiai Ma'ruf.

"Karena itu, kalau ada yang kemudian timbul marah-marahan kemudian saling menjelekkan mestinya itu tidak perlu, ada di dalam sistem pemilu yang kita lakukan itu sesuai dengan namanya pesta demokrasi," tutur Kiai Ma'ruf menambahkan.

Wapres Ma'ruf menekankan, jangan sampai perbedaan pilihan politik memicu pembelahan di masyarakat. Ia juga tidak ingin polarisasi yang terjadi pada 2019 lalu kembali terjadi pada 2024 mendatang.

"Kita kan berkaca di 2019 ya, itu terjadi pergesekan sampai keluar istilahnya itu cebong kampret ya itu artinya saling menjelekkan. kalau itu kita tidak dikendalikan maka tidak mustahil 2024 itu juga akan terjadi seperti itu," tegas dia.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun berpesan kepada seluruh pihak mulai dari penyelenggara Pemilu, peserta pemilu seperti partai politik dan juga para calon menjaga kondusifitas pemilu. Khususnya elite politik yakni pimpinan partai hingga tim kampanye para calon menggunakan cara-cara yang tidak menimbulkan gesekan di masyarakat.

"Karena itu kita selalu terus mengantisipasi dan ini terletaknya pada pimpinan partai politik sendiri dan tentu tim kampanyenya. Hal-hal seperti ini harus sudah dibuat untuk tidak terjadi seperti itu," katanya.

Kiai Ma'ruf pun mengapresiasi sejumlah silaturahim politik yang dibangun partai dalam mencairkan suasana jelang pemilu. Ia berharap hal ini terus dipertahankan hingga pilpres usai.

Khusus di media sosial, Kiai Ma'ruf juga menekankan agar tim kampanye dari masing-masing calon tidak menggunakan cara-cara yang mengandung ujaran kebencian.

"Saya lihat masih ada pihak pihak yang ingin menggunakan seperti itu, di medsos medsos itu, ada-ada ungkapan-ungkapan yang kebencian seperti permusuhan. Ini yang harus diawasi jangan sampai itu kemudian memberikan pengaruh kepada masyarakat. Kalau masyarakat itu terprovokasi melalui upaya-upaya cara-cara seperti itu, itu sangat mungkin apa yang pernah terjadi 2019 itu bisa terulang lagi dan itu yang harus Kita waspadai," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement