REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apple telah mengeluarkan pembaruan perangkat lunak yang mendesak belum lama ini. Sistem iOS 16.6.1 dirilis untuk memperbaiki bug keamanan yang membuat iPhone rentan terhadap spyware, yaitu perangkat lunak yang mencuri informasi dari perangkat.
Apple diberi tahu tentang bug tersebut oleh University of Toronto’s Citizen Lab, yang mengatakan bahwa bug tersebut mampu membobol iPhone tanpa interaksi dari korban.
Dalam sebuah unggahan web tentang iOS 16.6.1, Apple mengonfirmasi bahwa pembaruan tersebut menyediakan perbaikan keamanan penting. Apple juga berterima kasih kepada para ahli Citizen Lab atas informasi yang diberikan.
Apple akan mengumumkan sistem operasi seluler baru, yang disebut iOS 17, bersama dengan iPhone 15 pekan depan. Sayangnya, bug tersebut terlalu berbahaya untuk menunggu rilis iOS 17, sehingga Apple harus segera meluncurkan versi terbaru 16.6 ini.
Untuk menginstal pembaruan yang mendesak ini, pengguna hanya perlu membuka: Pengaturan/Settings > Umum (Generals) > Pembaruan Perangkat Lunak (Software Update) > lalu ketuk unduh atau install untuk memulai pembaruan. Pembaruan ini hanya memakan waktu beberapa menit.
“Pembaruan ini menyediakan perbaikan keamanan penting dan direkomendasikan untuk semua pengguna. Pembaruan ini juga tersedia untuk iPad OS, sistem operasi yang berjalan pada iPad,” demikian keterangan tentang iOS 16.6.1 seperti dilansir Daily Mail, Senin (11/9/2023).
Sementara itu, Apple enggan memberikan informasi lebih lanjut terkait masalah keamanan ini. Mereka mengatakan akan melakukan investigasi internal terlebih dahulu.
Akan tetapi, dalam sebuah unggahan blog, Citizen Lab memberikan lebih banyak rincian tentang kerentanan di perangkat lunak iPhone. Menurut ahli Citizen Lab, kerentanan itu dapat dimanfaatkan penjahat siber untuk mengirimkan spyware 'Pegasus' yang terkenal kejam.
Dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group, Pegasus menggunakan metode 'rantai eksploitasi' -metode yang melibatkan beberapa kerentanan untuk mengkompromikan korban selangkah demi selangkah- tetapi tanpa interaksi apa pun dari korban ('zero click').
"Citizen Lab segera mengungkapkan temuan kami kepada Apple dan membantu penyelidikan mereka. Kami berharap dapat mempublikasikan diskusi yang lebih rinci tentang rantai eksploitasi di masa mendatang. Kami mendesak semua orang untuk segera memperbarui perangkat mereka,” kata ahli Citizen Lab.
"Temuan terbaru ini sekali lagi menunjukkan bahwa masyarakat sipil menjadi sasaran eksploitasi yang sangat canggih dan spyware tentara bayaran,” tegas Citizen Lab.
Citizen Lab juga menyarankan setiap pengguna iPhone untuk mengaktifkan Lockdown Mode, yakni fitur keamanan Apple yang pertama kali dirilis tahun lalu. Saat perangkat dalam Lockdown, aplikasi, situs web, dan fitur dibatasi untuk alasan keamanan, dan yang lainnya dinonaktifkan sepenuhnya.
“Mode Lockdown adalah perlindungan opsional bagi pengguna yang menghadapi ancaman serius dan terarah terhadap keamanan digital mereka, seperti jurnalis dan aktivis,” kata Apple.