Ahad 10 Sep 2023 11:56 WIB

India Sajikan Menu Vegetarian dalam Jamuan Makan Malam KTT G20

Menu vegetarian yang menjadi makanan favorit PM India disajikan dalam KTT G20

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Millet, salah satu makanan vegetarian yang disajikan dalam KTT G20 di New Delhi, India
Foto: AP
Millet, salah satu makanan vegetarian yang disajikan dalam KTT G20 di New Delhi, India

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India menyajikan menu makanan vegetarian dalam jamuan makan malam para pemimpin dunia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Sabtu (9/9/2023). Menu kali ini sangat berbeda dari hidangan diplomatik yang biasanya banyak menyajikan olahan daging.

Menu vegetarian yang menjadi makanan favorit Perdana Menteri Narendra Modi, disajikan setelah acara pertemuan puncak pada Sabtu di New Delhi. Makanan vegetarian itu mengandung rempah-rempah India yang kaya rasa. Jamuan makan malam itu menampilkan hidangan utama galette nangka yang disajikan bersama jamur hutan disertai dengan sedikit millet renyah dan daun kari di atas nasi merah Kerala.

Baca Juga

Sementara makanan pembuka menyajikan keripik daun millet dengan taburan yoghurt atasnya, dan hidangan penutupnya adalah puding millet beraroma kapulaga.

India adalah produsen millet terbesar di dunia dan eksportir millet terbesar kedua. Millet adalah biji-bijian bebas gluten yang dapat tumbuh di lahan marginal dengan air yang terbatas. Pemerintahan Modi telah berupaya meningkatkan produksi dan konsumsi millet sejak berkuasa pada 2014. India mengusulkan agar PBB mendeklarasikan tahun 2023 sebagai Tahun Millet Internasional.

“Untuk memberikan cita rasa millet yang ditanam di seluruh India kepada tamu kami yang terhormat, kami telah memasukkan beberapa hidangan ke dalam menu hari ini,” ujar bunyi tulisan di menu makan malam tersebut, dilaporkan Al Arabiya.

Dalam menu makan malam itu disebutkan bahwa milet dapat tumbuh dalam kondisi yang buruk dan kering. Millet dapat memainkan peran penting dalam mengatasi berbagai isu seperti perubahan iklim dan ketahanan pangan.

Millet adalah makanan pokok di banyak wilayah di India selama ribuan tahun, dan diolah sebagai bubur, roti pipih, pancake, dan lentil. Namun revolusi hijau yang dimulai di India pada 1960an menyebabkan penurunan produksi millet, seiring dengan semakin menonjolnya varietas gandum dan beras hibrida dengan hasil tinggi. Akibatnya, millet mulai dilihat sebagai makanan masyarakat miskin pedesaan.

Namun, sekarang, para koki restoran meningkatkan produksi gandum melalui resep fusion seperti tortilla millet, kantong pita, dan pancake. Bahkan pabrik mikro menawarkan bir berbahan millet. India mengekspor millet senilai 64 juta dolar AS pada 2021. Ini menjadi sebuah lompatan tajam dari tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah mengirim undangan makan malam dengan mengganti nama India menjadi Bharat yang merupakan kata Sansekerta kuno. Kontroversi perubahan nama ini memicu desas-desus bahwa penggunaan nama resmi India akan dihapuskan. Menu jamuan makan malam KTT G20 seolah memperkuat tujuan perubahan nama itu.

“Dengan perpaduan tradisi, adat istiadat, dan iklim, Bharat beragam dalam banyak hal. Rasa menghubungkan kita," ujar tulisan di buku menu jamuan makan malam KTT G20.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement