REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia menembaki pasukannya dan unit-unit militer Azerbaijan mengambil "tindakan balasan". Kementerian mengatakan unit-unit Armenia melepaskan tembakan senjata ringan ke arah tentara Azerbaijan di Sadarak di utara Nakhchivan, daerah kantong Azerbaijan yang berbatasan dengan Armenia, Turki, dan Iran.
Dalam pernyataannya, Selasa (9/9/2023) Kementerian tidak menyebutkan apakah ada korban jiwa. Laporan dari medan pertempuran tidak dapat diverifikasi secara independen. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan dalam beberapa hari terakhir.
Konflik Azerbaijan dan Armenia adalah konflik etnis dan teritorial atas wilayah Nagorno-Karabakh disengketakan. Mayoritas penduduk wilayah itu adalah etnis Armenia tapi bagian dari wilayah Azerbaijan.
Wilayah Nagorno-Karabakh sepenuhnya diklaim dan sebagian dikendalikan secara de facto Republik Artsakh yang memisahkan diri, tetapi masyarakat internasional mengakuinya bagian dari Azerbaijan.
Azerbaijan menguasai sisa wilayah Nagorno-Karabakh serta tujuh distrik sekitarnya. Konflik ini berakar pada awal abad ke-20, ketika wilayah tersebut merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia.
Setelah runtuhnya Kekaisaran Rusia pada tahun 1918, wilayah tersebut diklaim Armenia dan Azerbaijan. Konflik ini meningkat menjadi perang pada tahun 1992, dan berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1994. Gencatan senjata dilanggar berkali-kali sejak itu, dan terjadi beberapa pecahnya kekerasan, yang terbaru pada tahun 2020.
Kekuatan eksternal juga berperan dalam konflik ini. Baik Rusia dan Turki terlibat dalam konflik, memberikan dengan dukungan militer dan politik kepada sekutu mereka masing-masing. Hal ini memperumit konflik dan membuatnya lebih sulit untuk diselesaikan.
Konflik ini menimbulkan dampak yang menghancurkan bagi rakyat Armenia dan Azerbaijan. Ribuan orang terbunuh, dan ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Konflik ini juga telah merusak ekonomi kedua negara.