REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Maroko pada Sabtu (9/9/2023) mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, setelah gempa bumi menewaskan lebih dari 1.000 orang. Hari berkabung nasional ini diputuskan setelah Raja Mohammed VI memimpin pertemuan untuk membahas penanggulangan bencana tersebut.
“Tiga hari berkabung nasional telah diputuskan, dengan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan umum,” kata pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi MAP.
Pertemuan yang digelar kerajaan diadakan setelah gempa bumi pada Jumat (8/9/2023) malam. Ini merupakan gempa paling mematikan yang melanda Maroko dalam beberapa dekade terakhir. Gempa terjadi di barat daya pusat kota wisata Marrakesh.
Gempa menewaskan sedikitnya 1.305 orang dan melukai 1.832 lainnya. Banyak dari korban luka berada dalam kondisi kritis.
Setelah diberi pengarahan oleh para pejabat, raja memerintahkan pembentukan sebuah komisi yang bertanggung jawab atas penerapan program rehabilitasi dan bantuan darurat untuk membangun kembali perumahan yang hancur di daerah bencana. Termasuk perawatan bagi orang-orang yang menderita, khususnya anak yatim dan kelompok rentan.
Raja juga memerintahkan agar akomodasi, makanan dan semua kebutuhan dasar lainnya tersedia bagi mereka yang membutuhkan. Termasuk pembentukan rekening khusus di bank sentral untuk sumbangan bantuan.