Ahad 10 Sep 2023 12:22 WIB

Maroko Tetapkan Berkabung Nasional Selama Tiga Hari

Gempa bumi di Maroko menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Maroko pada Sabtu (9/9/2023) mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, setelah gempa bumi menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Foto: EPA-EFE/JALAL MORCHIDI
Maroko pada Sabtu (9/9/2023) mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, setelah gempa bumi menewaskan lebih dari 1.000 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Maroko pada Sabtu (9/9/2023) mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, setelah gempa bumi menewaskan lebih dari 1.000 orang. Hari berkabung nasional ini diputuskan setelah Raja Mohammed VI memimpin pertemuan untuk membahas penanggulangan bencana tersebut.

“Tiga hari berkabung nasional telah diputuskan, dengan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan umum,” kata pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi MAP.

Baca Juga

Pertemuan yang digelar kerajaan diadakan setelah gempa bumi pada Jumat (8/9/2023) malam. Ini merupakan gempa paling mematikan yang melanda Maroko dalam beberapa dekade terakhir. Gempa terjadi di barat daya pusat kota wisata Marrakesh.

Gempa menewaskan sedikitnya 1.305 orang dan melukai 1.832 lainnya. Banyak dari korban luka berada dalam kondisi kritis.

Setelah diberi pengarahan oleh para pejabat, raja memerintahkan pembentukan sebuah komisi yang bertanggung jawab atas penerapan program rehabilitasi dan bantuan darurat untuk membangun kembali perumahan yang hancur di daerah bencana. Termasuk perawatan bagi orang-orang yang menderita, khususnya anak yatim dan kelompok rentan.

Raja juga memerintahkan agar akomodasi, makanan dan semua kebutuhan dasar lainnya tersedia bagi mereka yang membutuhkan. Termasuk pembentukan rekening khusus di bank sentral untuk sumbangan bantuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement