REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemiliki perusahan satelit Starlink Elon Musk menolak permintaan Ukraina untuk mengaktifkan jaringan satelitnya di kota pelabuhan Sevastopol di Krimea tahun lalu. Permintaan itu diajukan agar satelit itu dapat membantu serangan terhadap armada Rusia di wilayah tersebut.
“Tujuannya jelas adalah untuk menenggelamkan sebagian besar armada Rusia yang sedang berlabuh,” tulis di akun media sosial X milik Musk.
Musk mengaku tidak punya pilihan selain menolak permintaan darurat dari Ukraina untuk mengaktifkan Starlink hingga Sevastopol. Dia mengatakan, khawatir terlibat dalam tindakan besar dalam perang
"Jika saya menyetujui permintaan mereka, maka SpaceX secara eksplisit akan terlibat dalam tindakan besar perang dan eskalasi konflik," ujar miliarder itu,
Pengusaha itu membuat komentar tersebut setelah CNN mengutip kutipan dari biografi baru Musk. Dalam kutipan itu, dia mengatakan, telah memerintahkan jaringan Starlink dimatikan di dekat pantai Krimea tahun lalu untuk mengganggu serangan diam-diam di Ukraina.
Rusia yang merebut semenanjung Krimea yang strategis pada 2014 menambatkan Armada Laut Hitam di Sevastopol. Rusia telah menggunakan armada tersebut dalam blokade de facto terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina sejak invasi skala penuh pada 2022.
Armada Rusia menembakkan rudal jelajah ke sasaran sipil Ukraina. Sedangkan Kiev telah melancarkan serangan terhadap kapal Moskow menggunakan drone maritim.
Menurut CNN, biografi baru karya Walter Isaacson berjudul "Elon Musk" mengatakan, ketika drone kapal selam Ukraina yang berisi bahan peledak tahun lalu mendekati armada Rusia, mereka kehilangan konektivitas dan terdampar di darat tanpa membahayakan. Dikatakan bahwa keputusan Musk membuat para pejabat Ukraina memintanya untuk menghidupkan kembali satelitnya.
Permintaan itu didorong oleh ketakutan yang akut bahwa Rusia akan menanggapi serangan Ukraina dengan senjata nuklir. CNN menyatakan mengutip biografi tersebut, hal ini didasarkan pada percakapan Musk dengan pejabat senior Rusia dan ketakutannya terhadap "mini-Pearl Harbor".
Pada Agustus, sebuah kapal perang Rusia mengalami kerusakan parah akibat serangan drone angkatan laut Ukraina terhadap pangkalan angkatan laut Laut Hitam Rusia di Novorossiysk. Momen ini pertama kalinya angkatan laut Ukraina memproyeksikan kekuatannya sejauh itu dari pantai negara tersebut.
SpaceX melalui sumbangan pribadi dan berdasarkan kontrak terpisah dengan lembaga bantuan luar negeri Amerika Serikat telah menyediakan layanan internet Starlink kepada Ukraina dan militer negara tersebut. Jaringan ini lebih dari 4.000 satelit yang berkembang pesat di orbit rendah Bumi, sejak awal tahun.
Pentagon mengatakan pada Juni 2023, bahwa Starlink SpaceX memiliki kontrak Departemen Pertahanan untuk membeli layanan satelit untuk Ukraina. Seorang juru bicara Pentagon menolak mengomentari keputusan Musk menolak permintaan Ukraina.
"Departemen terus bekerja sama dengan industri komersial untuk memastikan kami memiliki kemampuan yang tepat yang dibutuhkan Ukraina untuk membela diri," ujarnya.