REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti, mengisi kuliah umum mengenai perkembangan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Universitas Jember, Sabtu (9/9/2023). Pada kegiatan tersebut, Ghufron menyampaikan bahwa Program JKN telah mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal peluncurannya.
“Terjadi peningkatan jumlah kepesertaan yang signifikan di perjalanan Program JKN yang terhitung baru 10 tahun ini. Per 1 September 2023, jumlah peserta JKN telah mencapai 262 juta lebih atau sekitar 94,64 persen dari total penduduk di Indonesia dan akan terus bertambah. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk negara lain, masih belum ada yang bisa menandingi Indonesia dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi penduduknya,” kata Ghufron, dalam keterangan tertulis, Ahad (10/9/2023).
Dalam hal pelayanan kesehatan, Ghufron juga menyoroti perluasan akses pelayanan kesehatan, seiring dengan peningkatan kunjungan peserta JKN ke fasilitas kesehatan. Dengan meningkatnya jumlah pemanfaaatan ini harus diimbangi dengan peningkatan mutu layanan di fasilitas kesehatan.
“BPJS Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan mutu untuk pelayanan yang mudah, cepat, dan setara tanpa diskriminasi. Kehadiran Program JKN di Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian, penurunan tingkat kemiskinan, dan peningkatan lapangan kerja," ujarnya.
Ghufron juga menjelaskan bahwa jumlah pemanfaatan layanan kesehatan oleh peserta JKN di fasilitas kesehatan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Selama tahun 2022, terdapat 502,8 juta pemanfaatan atau 1,4 juta per hari kalender. Pemanfaatan layanan kesehatan ini juga berkontribusi terhadap peningkatan angka harapan hidup.
"Kalau orang sehat, maka produktivitas ekonomi dan yang lain bisa jalan. Syarat orang produktif harus sehat,” kata Ghufron.
Tidak hanya itu, seiring perkembangannya, BPJS Kesehatan juga mendapatkan apresiasi di kancah internasional, seperti penghargaan Good Practice Award dari International Social Security Association (ISSA). Penghargaan tersebut diberikan setelah dilakukan penilaian oleh dewan juri yang terdiri dari pakar Jaminan Sosial terkemuka di seluruh dunia.
“Tentunya keberhasilan ini sangat membanggakan bagi Indonesia, serta menunjukkan kepada dunia terhadap upaya yang telah dilakukan BPJS Kesehatan dalam mengembangkan Program JKN,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Ulfa Elfiah mengapresiasi paparan BPJS Kesehatan. Dirinya kagum akan perkembangan BPJS Kesehatan, terlebih prestasi yang diperoleh di tingkat internasional.
“Kuliah ini sangat bermanfaat sekali karena memberikan kita pengetahuan terkait perjalanan BPJS Kesehatan. Mulai awal dibentuk tahun 2014 hingga sekarang yang hampir berjalan 10 tahun, dengan capaiannya yang patut diapresiasi,” ujar Ulfa.
Ke depannya, Ulfa berharap BPJS Kesehatan dapat semakin meningkatkan mutu layanan. Dirinya juga menambahkan agar bekerja sama dengan kalangan akademisi untuk turut mengembangkan Program JKN.
“Mewakili institusi pendidikan, saya berharap BPJS Kesehatan dapat digunakan sebagai tempat belajar mahasiswa kami, tempat penelitian untuk mahasiswa dan dosen, juga tempat untuk melakukan kolaborasi terkait pengembangan Program JKN di Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu mahasiswa, Farrel, juga antusias dengan materi kuliah umum yang disampaikan oleh Ghufron. Mahasiswa semester satu Fakultas Kedokteran ini menyampaikan, bahwa kuliah umum ini memberi pandangan bagi dirinya, terutama akan pentingnya Program JKN bagi masyarakat Indonesia.
"Harapannya BPJS Kesehatan dapat terus meningkatkan mutu layanan sehingga peserta JKN semakin mudah dalam mengakses layanan kesehatan,” kata Farrel.