REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aneurisma otak adalah kondisi dinding arteri otak yang melemah dan menonjol dan terisi darah. Kondisi itu juga umum disebut sebagai aneurisma intrakranial atau aneurisma selebral. Aneurisma otak sangat berpotensi mengancam jiwa dan dapat mempengaruhi usia berapa pun.
"Karena ibarat bom waktu yang berpotensi pecah dan menyebabkan perdarahan di dalam otak dan dapat berakibat fatal," ujar Dokter Ahli Bedah Saraf RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr Mardjono Tjahjadi PhD dalam siaran pers, Ahad (10/9/2023).
Menurut laman The Brain Aneurysm Foundation, ada sekitar 500.000 kematian setiap tahun di dunia akibat aneurisma otak dan separuhnya berusia di bawah 50 tahun. Bahkan, setiap 18 menit, ada kejadian pecahnya aneurisma otak.
Dan dari seluruh kasus aneurisma yang pecah, 50 persen berakibat fatal, dan dari 66 persen yang survive, menderita defisit neurologis atau kelumpuhan permanen.
"Aneurisma ini merupakan penyakit yang dianggap 'belum selesai' walaupun sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk memahami penyakit ini," kata Mardjono.
Menurut dia, ancaman aneurisma ini 'sunyi', yang diam-diam mengintai dan tumbuh di antara lipatan atau dasar otak tanpa memberikan gejala ataupun tanda apapun. Hingga suatu saat tiba-tiba pecah dan menimbulkan gejala yang parah.
"Padahal, jika aneurisma tersebut bisa terdeteksi sejak dini, bisa dilakukan tindakan pencegahan atau pengobatan yang tepat untuk menghindari komplikasi," kata dia.
Hal itulah yang membuat Mardjono meluncurkan buku bertajuk “Memahami Aneurisma Otak Ed. 2” sekaligus melakukan bedah buku tersebut pada sebuah acara Aneurysm Awareness Month yang diadakan oleh RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Pada puncak acara peluncuran buku, dibentuk juga sebuah Komunitas Aneurisma Otak yang pertama di Indonesia. Komunitas itu beranggotakan para survivor aneurisma dengan dukungan dari Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr Ronald Reagan dan sejumlah pejabat dan dokter bedah saraf yang hadir.
"Tentunya kita akan terus membantu memfasilitasi komunitas ini supaya bisa melakukan berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi, konseling, sharing session, dan sosialisasi secara luas mengenai pentingnya deteksi dini," ujar Reagan.
Vonny dan Citra, yang merupakan pasien aneurisma yang turut hadir pada kesempatan ini dipilih untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua Komunitas Aneurisma Otak. Mereka berharap komunitas itu bisa menjadi wadah untuk berbagi informasi dan edukasi serta memberikan dukungan bagi para penderita aneurisma dan keluarganya.
"Kami berharap komunitas yang terbentuk ini bisa mengembangkan sayap lebih luas tidak hanya beranggotakan para penderita dan keluarga, namun ada dokter-dokter, perawat, psikolog, dan ahli-ahli lain yang kompeten dan profesional yang peduli dengan issue aneurisma otak," ujar Vonny.