Ahad 10 Sep 2023 17:46 WIB

Khatib Masjidil Haram Singgung Maraknya Ateisme

Orang ateis merendahkan manusia dari kemuliaan dan kehormatan yang dimilikinya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Muslim.
Foto: IHA Photo
Ilustrasi Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khatib Masjidil Haram Syekh Saleh bin Humaid menyinggung permasalahan ateisme dalam khutbahnya yang disampaikan pada sholat Jumat pekan ini, Jumat (8/9/2023).

Dia menyampaikan, ateisme adalah ketika seseorang kehilangan iman dalam dirinya. "Ateis adalah orang yang kehilangan keimanan dan norma yang dimilikinya ada dalam keadaan terganggu," kata dia, seperti dilansir Masrawy.

Baca Juga

Hati nurani orang ateis berada dalam keadaan yang tidak tenang, karena ia ada dalam keadaan yang tidak sesuai dengan fitrahnya. Jiwanya pun tidak tenteram karena ada yang tidak sejalan dalam akalnya.

"Normanya terganggu, dan dia memulai dari ilusi atau khayalan yang tidak ada, dan mendambakan khayalan yang tidak ada itu," katanya.

Syekh Saleh bin Humaid juga menyampaikan, ateis telah merendahkan manusia dari kemuliaan dan kehormatan Ilahi ke taraf binatang.

"Tidak ada ciptaan Allah yang lebih baik dari manusia. Allah menciptakannya dalam keadaan hidup, punya kemampuan dalam memutuskan, berbicara, mendengar, melihat dan berakal budi lebih daripada binatang," paparnya.

Adapun orang-orang ateis, mereka telah merendahkan manusia dari kemuliaan dan kehormatan yang dimilikinya, hingga jatuh ke tingkat binatang dan bahkan lebih rendah daripada binatang.

"Orang ateis meninggalkan Allah dan menyembah alam, membangkang kepada Allah, dan taat mengabdi pada manusia. Meninggalkan hukum dan mengikuti khayalannya. Ini tanda bahwa mereka telah mencela agama yang ditujukan pada hati, dan mereka bingung siapa yang akan menyapa hatinya," tuturnya.

Kebodohan beragama menjadi lahan subur munculnya ateisme di mana-mana. Dia pun menekankan, bahwa menerima kebenaran itu tidak berkaitan dengan menerima argumen atau kejelasan argumentasi.

"Tetapi justru (kebenaran itu) terkait dengan kejujuran dalam mencari kebenaran dan ketertarikan terhadapnya," jelasnya.

Allah SWT berfirman, "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (QS Fusshilat ayat 53).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement