REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ghabah adalah perkampungan yang berjarak sekitar 8 Km dari Madinah. Baginda Nabi Muhammad SAW biasa membiarkan unta-untanya digembalakan di sana.
Suatu ketika, sekelompok orang kafir yang dipimpin oleh Abdurrahman Fazari merampok unta-unta tersebut dan membunuh penggembalanya. Para perampok itu berkuda dan bersenjata.
Pagi itu, kebetulan Sayyidina Salamah bin Akwa Radhiyallahu anhu sedang berjalan-jalan sendirian menuju Ghabah, sambil membawa panahnya. Secara kebetulan, Salamah bin Akwa melihat perampokan tersebut.
Kala itu, Salamah bin Akwa terkenal dengan kecepatan larinya yang tidak tertandingi. Begitu cepat larinya sehingga ia dapat mengejar seekor kuda dan kuda tidak dapat mengejarnya. Selain itu, Salamah bin Akwa juga terkenal dengan kehebatannya dalam memanah.
Salamah bin Akwa segera naik ke sebuah bukit, kemudian menghadap ke arah Kota Madinah dan berteriak sekuat tenaga untuk memberitahu tentang perampokan tersebut. Kemudian, ia mempersiapkan panahnya dan mengejar para perampok itu.
Ketika hampir mendekati para perampok, Salamah bin Akwa menghujani mereka dengan anak-anak panahnya. Sehingga para perampok itu mengira bahwa yang mengejar mereka sebuah pasukan besar. Padahal Salamah bin Akwa seorang diri, bahkan ia hanya berjalan kaki.
Salamah bin Akwa terus mengikuti para perampok itu sambil menghujani mereka dengan anak panah. Jika ada perampok yang menoleh ke belakang, Salamah bin Akwa segera bersembunyi di balik pepohonan.
Dari balik pepohonan itu...