REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kabupaten Malang, Jatim, dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak tempat wisata alamnya. Tak terkecuali di wilayah Bangelan, Wonosari.
Di Bangelan, terdapat Wisata Umbulan Tanaka Waterfall yang cukup populer selama akhir-akhir ini. Pasalnya, tempat wisata yang berada di lereng Gunung Kawi ini tidak hanya menyajikan kesejukan alam melalui air terjun buatannya.
Wisata ini juga menyuguhkan penataan konsep ala Jepang sehingga sangat menarik untuk diabadikan dalam fotografi. Adapun Wisata Umbulan Tanaka Waterfall ini telah berdiri sejak November 2020.
Keberadaan ini bermula dari pembangunan gubuk tani yang berada di dekat sumber air. Mata air ini biasa disebut umbulan oleh masyarakat setempat.
Selanjutnya, wisata ini mulai didirikan oleh Pemerintah Dusun Arjomulyo dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Sementara itu, konsep penamaan wisata tersebut berasal dari sejarah Dusun Arjomulyo yang sebelumnya bernama Dusun Tanaka.
Berdasarkan cerita di masyarakat, Dusun Tanaka ini sebelumnya merupakan sebutan daerah yang ada di Singosari. Kemudian daerah ini dipindahkan ke lereng Gunung Kawi saat pembangunan Bandara Bugis.
Bandara tersebut saat ini dikenal dengan sebutan Bandara Abdulrahman Saleh. Selain itu, dinamakan Dusun Tanaka konon karena yang memindahkan daerah ini adalah Tanaka.
Tanaka diketahui sebagai nama salah satu tentara Jepang yaitu Mitsuyuki Tanaka. Sosok ini berdasarkan cerita rakyat turut memperjuangkan kemerdekaan RI di masa lampau.
Warga Kabupaten Malang, Arifin (33 tahun) termasuk salah satu wisatawan yang suka mengunjungi Wisata Umbulan Tanaka Waterfall. Menurut dia, tempat ini terlihat bersih, tertata rapi, dan menarik untuk dijadikan foto.
Dia berharap kebersihan tempat wisata ini tetap terjaga meskipun selalu ramai dikunjungi wisatawan saat akhir pekan. Untuk dapat mengunjungi wisata ini, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang tiket sebesar Rp 5.000 per orang.
Kemudian pengunjung juga diberikan pilihan untuk menggunakan jasa ojek seharga Rp 5.000 per kendaraan. Namun jika tidak mau naik ojek, pengunjung cukup berjalan kaki di area yang menurun dengan jarak sekitar 50 hingga 100 meter.
Di samping itu, juga perlu diketahui pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi jika ingin mengunjungi tempat wisata ini. Berdasarkan pengamatan Republika, tidak ada angkutan umum yang melewati tempat wisata tersebut. Terlebih lagi, wisata ini cukup terpencil dari pusat perkotaan di Kabupaten Malang.