Senin 11 Sep 2023 00:33 WIB

Pasok Air Bersih, Proyek SPAM Bango Kota Malang Ditarget Rampung Desember

Proyek seluas 14.849 meter persegi itu berada di kawasan Pandanwangi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Wali Kota Malang, Sutiaji (tengah)
Foto: istimewa
Wali Kota Malang, Sutiaji (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan air baku di Sungai Bango dapat dimanfaatkan warga pada Desember 2023. Kemudian pada tahun berikutnya diharapkan air di sungai ini dapat terkoneksi dengan Perumda Tugu Tirta Kota Malang.

Sebagaimana diketahui, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Tirta Kota Malang telah memiliki program untuk memanfaatkan Sungai Bango dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih atau air baku.

Dari proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bango yang dikerjakan oleh Perum Jasa Tirta I ini pada akhir Desember 2023 diprediksi dapat mengolah dan mengalirkan air baku sebesar 200 liter per detik.

Adapun proyek seluas 14.849 meter persegi itu berada di kawasan Pandanwangi Kecamatan Blimbing. Wali Kota Malang, Sutiaji, menargetkan Sungai Bango dapat mengalirkan air baku ke Perumda Tugu Tirta sebesar 500 liter per detik.

Kemudian secara bertahap dari proyek ini dapat mengalirkan 1.500 liter per detik. "Sehingga dapat memenuhi kebutuhan air baku untuk 25 tahun ke depan,” kata Sutiaji di Kota Malang.

Dengan adanya proyek ini, maka Kota Malang tidak tergantung lagi dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Seperti diketahui, kebutuhan air di Kota Malang masih sering mengambil dari sumber air dari wilayah Kabupaten Malang.

Menurut dia, saat ini proyek tersebut masih berlangsung tetapi setelahnya menjadi kewenangan Perum Jasa Tirta I. Selanjutnya, direncanakan pada 21 September akan ada uji coba produksi.

Dengan demikian, air 200 liter per detik sudah bisa mengalir pada akhir 2023 dan  Januari 2024 sudah terkoneksi dengan Perumda Tugu Tirta. Pastinya, kata dia, pemanfaatan air baku termasuk upaya Pemkot Malang untuk menjangkau warga yang belum teraliri air bersih.

Terutama terhadap warga yang bermukim di dataran tinggi. "Dan warga pinggiran kota yang aliran airnya sering mati atau tidak lancar," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement