Ahad 10 Sep 2023 19:51 WIB

PCIM: WNI di Maroko dalam Kondisi Aman Pascagempa M 6,8

Sebagian besar WNI tinggal di Marrakesh dan Casablanca, jauh dari pusat gempa.

Bendera Maroko dengan latar belakang masjid (ilustrasi).
Foto: Ikhwanweb
Bendera Maroko dengan latar belakang masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kerajaan Maroko Jundi Abdurrahman mengatakan, warga negara Indonesia (WNI) di Maroko dalam kondisi aman serta tidak ada yang terkena dampak dari tragedi gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,8.

"Untuk WNI maupun mahasiswa Indonesia yang tersebar di berbagai kota di Maroko, alhamdulillah sampai saat ini aman. Tidak ada yang terkena dampak," kata Jundi disiarkan Antara, di Jakarta, Ahad (10/9/2023).

Baca Juga

Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) pukul 23:11 waktu setempat (Sabtu pukul 05.11 WIB) sehingga menyebabkan kerusakan serius terhadap infrastruktur dan permukiman penduduk di wilayah tersebut.

Meski merasakan getaran gempa, para WNI di Maroko tidak terkena dampak dan dalam kondisi selamat. "Sebagian besar WNI tinggal di daerah Marrakesh dan Casablanca, jauh dari pusat gempa," ungkap Jundi.

Sementara itu, data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri Maroko disebutkan bahwa hingga Sabtu pukul 22:00 waktu setempat (04.00 WIB) terdapat total 2.012 korban jiwa dan 2.059 korban luka, dengan 1.404 orang di antaranya mengalami luka berat.

Gempa menyebabkan sembilan wilayah di negara itu terkena dampak, dengan dampak paling besar terjadi di daerah Al Haouz, yang mencatat 1.293 korban jiwa.

Jundi mengatakan PCIM Maroko sampai saat ini masih membentuk tim bantuan PCIM Maroko dan berkoordinasi dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk merancang dan mencatat kebutuhan mendesak di wilayah yang terdampak gempa.

"Dari kemarin kami berkomunikasi dengan mereka dan meminta mereka untuk mencatat kebutuhan di sana," kata Jundi.

Sementara itu, fokus utama tim MDMC dalam pemberian bantuan bagi korban gempa adalah bahan makanan pokok, pakaian dan selimut.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement