REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau warga yang mengungsi setelah terjadi gempabumi berkekuatan magnitudo (M) 6.3 di wilayah Donggala, Sulawesi Tengah berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing.
Berdasarkan perkembangan data dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, jumlah pengungsi per Ahad (10/9) pukul 12.28 WIB ada sebanyak 2.874 jiwa. Apabila dibandingkan dengan data sebelumnya, ada penurunan jumlah pengungsi sebanyak 906 jiwa.
"Angka tersebut masih dinamis, sebab ada warga yang memang kembali ke rumah masing-masing untuk menjaga dan menyelamatkan harta benda selama ditinggal di pengungsian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya pada Ahad (10/9/2023).
Abdul menyebut ada warga yang akan kembali ke pengungsian mandiri apabila hari mulai gelap. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi jika terjadi gempabumi susulan.
Sementara hasil asesmen yang dilakukan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala, kerusakan bangunan yang terdampak gempabumi tidak berubah dari data sebelumnya.
"Hingga saat ini ada tiga rumah yang mengalami kerusakan ringan," ujar Abdul.
Adapun kerusakan bangunan rumah tersebut rata-rata ada di bagian dinding dan tiang pasak penyangga. Hal itu terjadi lantaran struktur bangunan kurang kuat sehingga retak dan roboh ketika diguncang gempabumi.
"Sementara itu, korban jiwa juga belum ada laporan hingga saat ini," ucap Abdul.
BPBD Kabupaten Donggala hingga kini masih melakukan pendampingan warga pengungsi dan berupaya memberikan dukungan baik logistik maupun peralatan yang dibutuhkan selama berada di pengungsian.