Senin 11 Sep 2023 06:05 WIB

Kunjungan Singkat Joe Biden ke Vietnam

Vietnam sedang meningkatkan hubungan dengan AS ke tingkat mitra strategis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Isyarat Presiden AS Joe Biden saat mengunjungi Vietnam War Memorial di Washington, DC, AS, pada 29 Maret 2021.
Foto: EPA-EFE/Stefani Reynolds
Isyarat Presiden AS Joe Biden saat mengunjungi Vietnam War Memorial di Washington, DC, AS, pada 29 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuka kunjungan singkat ke Vietnam pada Ahad (10/9/2023). Dia mengatakan kepada para pemimpin negara tersebut, bahwa kedua negara memiliki peluang untuk membentuk Indo-Pasifik selama beberapa dekade mendatang.

Biden berharap kemajuan dapat dicapai dalam bidang iklim, ekonomi, dan masalah lainnya selama kunjungan 24 jamnya ke Hanoi. “Kita dapat menelusuri kemajuan selama 50 tahun antara negara-negara kita mulai dari konflik hingga normalisasi hingga peningkatan status baru ini,” kata Biden bersama sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trọng mengumumkan status hubungan baru kedua negara.

Baca Juga

Trong berjanji negaranya akan bekerja keras untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut.

Biden disambut dengan upacara penuh kemegahan di luar Istana Kepresidenan yang berwarna mustard. Puluhan anak sekolah berbaris di tangga sambil mengibarkan bendera kecil AS dan Vietnam.

Presiden AS dan Trong bertemu setelahnya di markas besar Partai Komunis. Keduanya mengungkapkan kebahagiaan bisa bertemu lagi setelah pertemuan terakhir sekitar delapan tahun lalu di Washington, saat itu Biden menjabat sebagai wakil presiden.

Trong berusaha menyanjung Biden. “Anda belum bertambah tua satu hari pun, dan menurut saya Anda terlihat lebih baik dari sebelumnya,” kata Trong.

“Menurut saya, setiap fitur dari Anda, Tuan Presiden, melengkapi citra Anda.” ujarnya.

Negara-negara lain yang mempunyai tingkat hubungan yang sama dengan Vietnam adalah Cina dan Rusia. Mengangkat AS ke status yang sama menunjukkan bahwa Vietnam ingin melindungi persahabatannya ketika perusahaan-perusahaan AS dan Eropa mencari alternatif selain pabrik-pabrik Cina.

"Mitra penting pada saat yang menurut saya merupakan saat yang sangat kritis," ujar Biden.

Vietnam sedang meningkatkan hubungan dengan AS ke tingkat mitra strategis yang komprehensif. AS menilai, posisi hubungan kedua negara berada pada  tingkat kemitraan internasional tertinggi bagi Vietnam.

Dengan perlambatan ekonomi Cina dan konsolidasi kekuatan politik Presiden Xi Jinping, Biden melihat peluang untuk membawa lebih banyak negara, termasuk Vietnam dan Kamboja ke dalam orbitnya. Sebelum kedatangan Biden ke Vietna, wakil kepala penasihat keamanan nasional AS Jon Finer mengatakan, peningkatan status tersebut mewakili tingkat tertinggi kemitraan internasional Vietnam.

“Penting untuk memperjelas bahwa ini lebih dari sekedar kata-kata,” kata Finer kepada wartawan di dalam penerbangan Biden ke Hanoi.

“Dalam sistem seperti Vietnam, ini merupakan sinyal bagi seluruh pemerintahan mereka, seluruh birokrasi mereka tentang kedalaman dan kerja sama serta keselarasan dengan negara lain yang mungkin dilakukan," ujarnya.

Finer menyoroti hubungan AS-Vietnam selama lima dekade, mulai dari konflik selama Perang Vietnam hingga normalisasi dan status Vietnam sebagai mitra dagang utama. Posisi ini semakin eratsaat memiliki kekhawatiran yang sama dengan Washington mengenai keamanan di Laut Cina Selatan.

“Kami akan memperdalam hubungan itu melalui kunjungan ini,” kata Finer.

Finer juga menanggapi laporan bahwa Vietnam sedang mengupayakan kesepakatan untuk membeli senjata dari Rusia, bahkan ketika Vietnam berupaya menjalin hubungan yang lebih erat dengan AS. Dia mengakui hubungan militer Vietnam dengan Rusia yang telah lama terjalin. Menurut Finer, AS terus bekerja sama dengan Vietnam dan negara-negara lain yang memiliki hubungan serupa dengan Rusia untuk mencoba membatasi interaksi mereka dengan Rusia.

Perdagangan AS dengan Vietnam telah meningkat sejak 2019. Namun terdapat batasan mengenai kemajuan yang bisa dicapai tanpa adanya perbaikan pada infrastruktur, keterampilan pekerja, dan tata kelola negara tersebut. Peningkatan perdagangan juga tidak secara otomatis membawa perekonomian Vietnam ke arah yang lebih baik.

Hubungan yang semakin erat antara AS dan Vietnam ini bermula pada tahun ini. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan melihat adanya peluang untuk memperluas hubungan AS dengan Vietnam ketika salah satu pejabat tingginya, Le Hoai Trung, mengunjungi Washington pada tanggal 29 Juni.

Setelah berbicara dengan Trung, Sullivan berjalan kembali ke kantornya dan memutuskan setelah berkonsultasi dengan timnya. Menurut pejabat pemerintah yang bersikeras pada anonimitas, Sullivan mengeluarkan surat kepada pemerintah Vietnam yang mengusulkan agar kedua negara meningkatkan hubungan dagang dan diplomatik ke tingkat setinggi mungkin.

Sullivan mengangkat masalah ini kembali pada tanggal 13 Juli saat bepergian bersama Biden di Helsinki. Dia berbicara melalui telepon dengan sekretaris jenderal Partai Komunis Vietnam.

Pada penggalangan dana di sebuah gudang di Maine beberapa minggu kemudian, Biden mengumumkan kesepakatan tersebut kepada publik. “Saya mendapat telepon dari pemimpin Vietnam, sangat ingin bertemu dengan saya ketika saya pergi ke G20. Dia ingin mengangkat kami menjadi mitra utama, bersama dengan Rusia dan Cina. Menurutmu tentang apa itu?” kata Biden.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement