Senin 11 Sep 2023 08:12 WIB

Semarak Ngaran Kite Festival 2023 di Sleman Lestarikan Permainan Layang-Layang

Festival tahun ini dikemas dengan sangat variatif.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Peserta menerbangkan layang-layang saat Ngaran Kite Festival 2023 bertajuk Akar Tumbuh, Budaya Tangguh di areal persawahan kampung Ngaran, Margokaton, Seyegan, Sleman, DIY, Sabtu (9/9/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Peserta menerbangkan layang-layang saat Ngaran Kite Festival 2023 bertajuk Akar Tumbuh, Budaya Tangguh di areal persawahan kampung Ngaran, Margokaton, Seyegan, Sleman, DIY, Sabtu (9/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Festival Layang-layang Ngaran Kite Festival 2023 kembali digelar di Padukuhan Ngaran, Kalurahan Margokaton, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, DIY. Gelaran yang masuk ke dalam calendar of event Dinas Pariwisata DIY dan Rangkaian Acara Sleman Creative Week #3 ini telah berlangsung selama dua hari, 9-10 September 2023.

Pada tahun ini tema yang diangkat, yakni Akar Tumbuh Budaya Tangguh. Ngaran Kite Festival menampilkan berbagai jenis layang-layang dari para peserta yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah seperti Magelang, Purworejo, dan lainnya.

Ketua Pelaksana Ngaran Kite Festival, Aris Riyanto, mengatakan festival tahun ini dikemas dengan sangat variatif. Tidak hanya pertunjukan dan kompetisi layang-layang, ada juga berbagai kegiatan lainnya seperti seni budaya, kreativitas yang menarik dan banyak lagi.

"Tahun ini banyak sekali acara di Ngaran Kite Festival 2023, selain kompetisi layangan,terdapat juga sejumlah kegiatan lainnya yang melibatkan warga sekitar. Seperti workshop, pentas seni dan budaya, stan UMKM, edukasi plastik, dan lainnya," kata Aris Riyanto.

Festival yang berlangsung di area persawahan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya layang-layang sebagai permainan tradisional yang merupakan warisan nenek moyang Indonesia. Selain itu juga sebagai wadah bagi para penggemar layang-layang untuk berkumpul dan berbagi minat mereka.

Aris menjelaskan, kehadiran Festival Layang-Layang Ngaran ini juga untuk mengajak generasi milenial untuk kembali ke sawah. Di mana saat ini generasi muda semakin jarang atau hampir tidak ada yang mau turun ke sawah.

"Generasi sekarang cenderung tidak mau ke sawah. Jadi, kita menggunakan media layangan ini untuk mengenalkan sawah. Dimulai dengan main-main ke sawah dulu, baru mereka akan mulai tertarik ternyata tanaman padi dan tanaman lain itu masih banyak dan perlu dilestarikan," ujarnya.

Ia mengatakan, Indonesia adalah negara agraris yang besar namun semakin hari lahan persawahan semakin berkurang dampaknya perubahan yang signifikan terhadap lingkungan.

"Petani semakin berkurang, lahan persawahan juga semakin bergeser menjadi gedung atau perumahan. Karena sawah jangan sampai menghilang karena sawah sejati salahsatu jantung perekonomian dan sawah juga adalah sarana kita bermain serta belajar tentang kehidupan," ungkapnya.

Sepanjang festival, pengunjung disuguhkan pertunjukan layang-layang yang menakjubkan dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna. Selain itu, festival ini juga menyelenggarakan berbagai lokakarya yang mengundang seluruh masyarakat untuk berpartisipasi.

"Kami sangat bersemangat untuk kembali menghadirkan festival layang-layang ini. Tidak sekadar perayaan terbang layang-layang, tetapi juga sebagai pengingat akan warisan budaya kita serta nilai-nilai persatuan dan kemasyarakatan. Itulah makna Akar Tumbuh Budaya Tangguh," kata Aris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement