Senin 11 Sep 2023 11:07 WIB
Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Produk Indonesia sangat diterima oleh masyarakat Belanda. Hal inilah yang mendorong Takim Santosa memulai bisnis sebagai importir produk Indonesia ke Belanda.
Takim pun mendirikan Nesia Food VOF. Pemilihan nama ini cukup unik. Takim mengatakan, selama ini banyak perusahaan Indonesia yang memilih nama 'indo' sebagai nama perusahaan. "Kalau saya pakai belakangnya, 'nesia'," kata Takim.
Produk yang diimpor oleh Takim adalah makanan-makanan kering, seperti mi instan, kopi saset, saos, teh kemasan, bahan puding, hingga produk-produk mentah, seperti tapai, cumi asin, daun salam, dan petai. Tak hanya itu, Takim melalui VOF Nesia Food juga mengimpor produk-produk milik pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Dengan latar belakang masyarakat Belanda yang sudah memiliki hubungan dekat dengan Indonesia, produk-produk Indonesia sudah sangat diterima. Mereka sudah mengenal mi instan, saos sambal, kecap, dan produk herbal Indonesia.
Takim mengatakan, produk impor Nesia Food tidak hanya beredar di Belanda, tetapi juga di hampir seluruh negara di Eropa. Bahkan, beberapa waktu terakhir Nesia Food telah hadir di platform e-commerce sehingga produk Indonesia bisa lebih dikenal dan mudah didapatkan oleh masyarakat di seluruh Eropa.
Takim mengakui, bisnis impor produk asal Indonesia gampang-gampang susah. Gampangnya, produk ini sudah dikenal oleh masyarakat Belanda. Sulitnya, adalah perizinan yang ketat di pelabuhan Belanda.
Selain itu, Takim juga mengalami kesulitan ketika mendapatkan produk UMKM Indonesia yang dikirimkan tidak sesuai standar Eropa. Barang-barang yang tidak boleh masuk Eropa itu terpaksa dimusnahkan.
Dalam sebulan, Nesia Food dapat mengimpor satu hingga dua kontainer produk Indonesia. Produk itu langsung dikirim ke seluruh Eropa. Tingginya minat Eropa terhadap produk Indonesia membuat gudang Takim di Den Haag selalu penuh dan cepat kosong.
Takim pun memiliki keinginan untuk memperluas dan membeli gudang agar dapat menampung lebih banyak produk. Selama ini, Takim masih menyewa gudang di pusat perundangan Den Haag.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyambut baik niatan Takim tersebut. Sebagai orang yang telah lama di dunia ekspor-impor, Takim adalah salah satu pengusaha yang bisa mendapatkan pembiayaan dari BNI.
Tim Republika TV:
Elba Damhuri/Sadly Rachman/Friska Yolanda