Senin 11 Sep 2023 11:59 WIB

35 Orang Tewas Akibat Ledakan di Sebuah Pasar di Ibu Kota Sudan

Faksi-faksi militer Sudan yang bersaing telah bertempur sejak April.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Asap mengepul di Khartoum, Sudan, Jumat, 23 Juni 2023.
Foto: AP Photo
Asap mengepul di Khartoum, Sudan, Jumat, 23 Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Setidaknya 35 orang tewas setelah sebuah pasar yang ramai di ibu kota Sudan diserang dengan senjata peledak. Médecins Sans Frontières (MSF) menggambarkan serangan ini sebagai pembantaian dengan lebih dari 60 orang  terluka akibat ledakan.

Penduduk setempat mengatakan sebuah pesawat militer membombardir pasar Qouro di selatan Khartoum, Ahad (10/9/2023). Faksi-faksi militer Sudan yang bersaing telah bertempur sejak April.  Pada Ahad, koordinator darurat MSF Marie Burton mengatakan, Khartoum telah berperang selama hampir enam bulan.

Baca Juga

“Tapi tetap saja, para relawan dan tenaga medis di rumah sakit Bashair terkejut dan kewalahan dengan skala kengerian yang melanda kota itu pada Ahad," ujar Burton, dilaporkan BBC.

MSF mengatakan, senjata peledak telah memasuki pasar dan serangan udara serta penembakan terus berlanjut. “Kami berusaha menyelamatkan nyawa orang-orang yang bagian tubuhnya terkoyak akibat ledakan. Ini adalah pembantaian besar-besaran,” ujar pernyataan MSF.

Loretta Charles, petugas medis MSF di Rumah Sakit Pendidikan Bashair di Khartoum, mengatakan, dia merawat orang-orang yang mengalami luka akibat ledakan. “Kami mengalami amputasi traumatis dan trauma tembus di kepala, dada, dan perut,” kata Bashair kepada program Newshour BBC.

Beberapa perkiraan menyebutkan jumlah korban tewas dalam serangan itu mendekati 50 orang. Sudan terjerumus ke dalam perang saudara pada April setelah panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo berselisih.

Sekitar lima juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan ribuan orang terbunuh. Khartoum dan wilayah barat Darfur merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak konflik.

RSF menguasai sebagian besar Khartoum dan kota-kota di sekitarnya, Omdurman dan Bahri. Militer telah berulang kali melakukan serangan udara dalam upaya untuk mendapatkan kembali kendali atas kota-kota tersebut.

Sekitar seminggu yang lalu, serangan udara menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk dua anak-anak. AS, Arab Saudi, dan negara-negara lain telah berusaha menengahi diakhirinya konflik, tetapi upaya itu tidak berhasil.

Beberapa gencatan senjata telah diumumkan untuk memungkinkan orang-orang melarikan diri dari pertempuran. Namun, gencatan senjata ini kerap dilanggar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement