REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly akan berkunjung ke Israel dan wilayah Palestina pekan ini. Ia ia akan mendesak dialog baru mengenai solusi dua negara dan berkomitmen untuk mengatasi ancaman terhadap keamanan regional, termasuk dari Iran.
Pada kunjungan yang dimulai pada Senin (11/9/2023) Cleverly akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh.
Dalam pidatonya di konferensi keamanan internasional pada Selasa (12/9/2023) Cleverly akan membahas tantangan keamanan yang dihadapi Israel dan wilayah Palestina, serta pentingnya solusi dua negara.
Ia menuduh Iran "memungkinkan terorisme" melalui dukungannya terhadap kelompok militan Hamas dan Jihad Islam Palestina.
“Inggris dan Israel bekerja sama secara erat untuk menjaga keamanan rakyat kami,” kata Cleverly dalam pernyataan yang dirilis sebelum kunjungan tersebut.
Ia berjanji “untuk memperbarui kemitraan keamanan yang erat, dalam menghadapi ancaman yang tidak dapat diterima dari rezim Iran”.
Cleverly juga akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dan menghadiri pameran kekuatan sistem pertahanan rudal "Iron Dome" Israel.
Dalam kunjungannya ke wilayah Palestina, Cleverly akan berkunjung kamp pengungsi Jalazone di Tepi Barat untuk melihat pengungsi Palestina. Selama satu tahun terakhir kekerasan di Tepi Barat telah memburuk dengan semakin seringnya serangan Israel.
Prospek untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian yang ditengahi AS yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur masih rendah setelah satu dekade ambruk.
Rakyat Palestina mempunyai pemerintahan mandiri yang terbatas di Tepi Barat dan masih terpecah antara pemerintahan yang didukung Barat dan kelompok Islam bersenjata Hamas yang menolak hidup berdampingan dengan Israel. Banyak orang di pemerintahan Israel saat ini menolak negara Palestina.