REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus menyampaikan doa dan belasungkawa kepada para korban gempa Maroko. Korban tewas akibat gempa tersebut telah melampaui 2.100 jiwa.
"Saya berterima kasih kepada para pekerja penyelamat dan mereka yang berupaya meringankan penderitaan orang-orang. Semoga bantuan nyata dari semua orang dapat menopang masyarakat di saat yang tragis ini,” kata Paus Fransiskus dalam doa Angelus-nya pada Ahad (10/9/2023), dikutip laman Vatican News.
Paus menutup doanya dengan mengajak semua orang untuk dekat dengan masyarakat Maroko. Hingga berita ini ditulis, korban tewas akibat gempa Maroko telah mencapai sedikitnya 2.122 jiwa. Sementara itu korban luka tercatat sebanyak 2.421 orang. Proses pencarian korban masih berlangsung.
Wilayah yang telah melaporkan korban jiwa akibat gempa antara lain El-Houz, Taroudant, Chichaoua, Tiznit, Marrakesh, Azilal, Agadir, Casablanca, dan Youssoufia. Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam. Gempa dengan magnitudo tersebut berlangsung selama beberapa detik. Terdapat gempa susulan berkekuatan 4,9 skala Richter tak lama setelah gempa utama.
Pusat gempa dilaporkan berada di dekat kota Ighil di Provinsi Al Haouz, sekitar 70 kilometer selatan Marrakesh. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada di 18 kilometer di bawah permukaan bumi. Sementara badan seismik Maroko menyebut pusat gempa berada pada kedalaman delapan kilometer.
Pasca gempa, warga Maroko mengunggah video-video yang memperlihatkan dampak gempa. Guncangan gempa menghancurkan bangunan dari desa-desa di Pegunungan Atlas hingga kota bersejarah Marrakesh. Bagian dari tembok merah terkenal yang mengelilingi kota tua di Marrakesh yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO, rusak.
Gempa bumi relatif jarang terjadi di Afrika Utara. Kepala Departemen Pemantauan dan Peringatan Seismik di Institut Geofisika Nasional Lahcen Mhanni mengatakan kepada 2M TV bahwa gempa tersebut merupakan yang terkuat yang pernah tercatat di kawasan pegunungan. Pada 1960, gempa berkekuatan 5,8 skala Richter melanda dekat kota Agadir di Maroko dan menyebabkan ribuan kematian.
Gempa Agadir mendorong perubahan peraturan konstruksi di Maroko. Namun banyak bangunan, terutama rumah di pedesaan, tidak dibangun untuk menahan guncangan tersebut. Pada 2004, gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter di dekat kota pesisir Mediterania Al Hoceima menyebabkan lebih dari 600 orang tewas.