REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia sedang dihadapkan kepada perubahan iklim yang menyebabkan anomali cuaca di berbagai kawasan. Belum lagi polusi yang mewabah di mana-mana yang mengakibatkan kualitas udara memburuk.
Kepala Badan dan Litbang Kementerian Agama (Kemenag) Suyitno menggarisbawahi pentingnya penguatan kesadaran para pelajar dalam ikut merawat lingkungan.
Pesan ini disampaikan Suyitno saat membuka Webinar Internasional bertajuk “Sharing Experience Implementation of Project Based Learning”. Kegaitan tersebut diselenggarakan Pusdiklat Teknis Tenaga Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat bekerja sama dengan Inovasi.
Inovasi adalah program kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia. Hal ini meliputi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kemenag dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) serta mitra-mitra di tingkat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur.
Menurut Suyitno, warga dunia, termasuk Indonesia, saat ini telah ikut merasakan dampak perubahan iklim. Hal tersebut bisa dirasakan mulai dari polusi, pemanasan global, efek rumah kaca, dan lainnya.
“Sejak dini para pelajar perlu dibiasakan turut serta mengambil peran dalam konteks menjaga lingkungan. Sekecil apa pun yang dilakukan para pelajar bisa berkontribusi dalam membangun sebuah lingkungan,” ujar Suyitno dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (10/9/2023).
Dalam konteks madrasah, perubahan iklim ini dapat dilihat dari perspektif fikih, tepatnya fikih lingkungan. Ia menyebut agama Islam tidak hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat kemanusiaan, tetapi juga keseimbangan manusia dengan alam.
Sejak awal, kata dia, peserta didik Indonesia sudah harus dibiasakan mengenai pentingnya memiliki kesadaran bersama tentang kelestarian lingkungan. Langkah ini bisa dimulai dari sekecil apa pun yang bisa dilakukan.
"Pada gilirannya ini akan berdampak global. Dan, salah satunya adalah menjaga alam dengan cara bagaimana lingkungan kita bisa terbangun dengan baik,” kata guru besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
Dalam konteks beragama, sejak awal anak didik harus sudah dikenalkan betapa bahayanya kalau ada segelintir orang di negeri ini yang intoleran. Hal ini, menurut Kaban, sangat berbahaya ketika kita ingin membangun keharmonisan di antara manusia.