Senin 11 Sep 2023 16:36 WIB

Fase Pertama Usai, Jepang Buang 7.800 Ton Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut

Jepang menyelesaikan fase pertama pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Jepang telah menyelesaikan fase pertama pembuangan air limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.
Foto: Kyodo News via AP
Jepang telah menyelesaikan fase pertama pembuangan air limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Jepang telah menyelesaikan fase pertama pembuangan air limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. Proses pembuangan dimulai pada 24 Agustus 2023 lalu.

Dilaporkan Anadolu Agency, operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power Company (TEPCO), dalam keterangannya pada Senin (11/9/2023) mengungkapkan, sejak 25 Agustus 2023, sekitar 460 ton air limbah radioaktif PLTN Fukushima yang telah diolah dilepaskan ke laut setiap harinya. Dalam fase pertama pembuangan, sebanyak 7.800 ton air limbah PLTN Fukushima sudah dibuang.

Baca Juga

Menurut TEPCO, jumlah air limbah PLTN Fukushima yang dibuang di fase pertama sudah sesuai rencana, yakni sebanyak 10 tangki penyimpanan. TEPCO mengungkapkan, untuk fase kedua, pihaknya akan terlebih dulu melakukan pemeriksaan fasilitas pembuangan selama tiga pekan. Jika persiapan terpenuhi, proses pembuangan kedua akan dimulai kembali.

Hingga Maret 2024, TEPCO berencana melakukan empat putaran pembuangan. Total 31.200 ton air limbah radioaktif PLTN Fukushima akan dilepaskan ke laut. Jumlah itu setara dengan 40 tangki penuh.

Jepang telah memulai proses pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik pada 24 Agustus 2023. Meski telah diizinkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), keputusan pembuangan itu telah memantik penentangan, terutama dari Cina. IAEA mengungkapkan, mereka akan meluncurkan halaman web untuk menyediakan data langsung mengenai pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima. IAEA menegaskan, tim pakarnya akan hadir di lokasi selama proses pembuangan berlangsung.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima sangat diperlukan dan tidak dapat ditunda. Dia mencatat bahwa percobaan penghilangan sejumlah kecil puing-puing yang meleleh dari reaktor No.2 direncanakan akan dilakukan akhir tahun ini dengan menggunakan lengan robot raksasa yang dikendalikan dari jarak jauh.

Sejak proses pembuangan dimulai, Kementerian Lingkungan Jepang sudah melakukan pengujian air di lebih dari 10 titik di sekitar PLTN Fukushima. Menurut mereka, hasil tes menunjukkan konsentrasi tritium di bawah 7 hingga 8 becquerel tritium per liter. “(Angka ini) tidak akan berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan,” katanya.

Sebanyak tiga reaktor di PLTN Fukushima hancur saat Jepang dilanda gempa dan tsunami pada 2011. Pelepasan sejumlah besar radiasi tak terhindarkan akibat kejadian tersebut. Dibutuhkan lebih dari 1 juta ton air untuk mendinginkan reaktor-reaktor yang meleleh. Air yang telah digunakan dalam proses pendinginan memiliki kandungan radioaktif yang kuat. Kini sekitar 1,37 juta ton air telah terkumpul di tangka-tangki PLTN Fukushima. Pembuangan air adalah langkah tak terhindarkan dalam proses penonaktifan pembangkit nuklir tersebut.

Pada Mei 2022, Badan Pengawas Nuklir Jepang (BPNJ) menyetujui rencana operator PLTN Fukushima untuk melepaskan air limbah radioaktif ke laut pada 2023. BPNJ menyebut, air limbah telah diolah dengan metode yang aman dan berisiko minimal bagi lingkungan. Pemerintah Jepang dan TEPCO sempat menyampaikan bahwa lebih dari 60 isotop, kecuali tritium, yang kadarnya harus ditanggulangi, telah diturunkan sehingga memenuhi standar keamanan. Menurut mereka, tritium juga tergolong aman jika tercampur air laut. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement