REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Perdana Menteri Kamboja Hun Manet diagendakan mengunjungi Cina pekan ini. Dalam lawatannya, dia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.
“Atas undangan Perdana Menteri Li Qiang, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet akan melakukan kunjungan resmi ke Cina pada tanggal 14 hingga 16 September,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning dalam sebuah pernyataan, Senin (11/9/2023).
Hun Manet diketahui baru saja menjabat sebagai perdana menteri pada Agustus lalu. “Ini akan menjadi kunjungan resmi pertama Perdana Menteri Hun Manet sejak menjabat,” ujar Mao Ning. “Ini mencerminkan betapa pentingnya pemerintahan baru Kamboja terhadap perkembangan hubungan Cina-Kamboja,” tambahnya.
Dia mengatakan, dalam kunjungannya ke Beijing, Hun Manet akan melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi Cina, termasuk Perdana Menteri Li Qiang dan Ketua Komite Tetap Kongres Nasional Cina Zhao Leji. “Presiden Xi Jinping juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Hun Manet,” ucap Mao.
Kamboja telah menjadi salah satu sekutu terkuat Cina di Asia. Negeri Tirai Bambu menggelontorkan investasi besar ke Kamboja. Pada Juli lalu, Dewan Pembangunan Kamboja mengumumkan bahwa mereka menyetujui 113 proyek investasi dan perluasan baru dengan gabungan modal terdaftar sekitar 1,1 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun ini. Hampir 65 persen dari investasi tersebut berasal dari Cina.
Menurut laporan Dewan Pembangunan Kamboja, investor lokal menyumbang hampir 20 persen dari modal terdaftar dalam periode enam bulan. Negara berikutnya adalah Vietnam (6,64 persen), Seychelles (3,31 persen) Thailand (1,77 persen), Korea Selatan (1,70 persen), Samoa (0,60 persen), Amerika Serikat (0,49 persen), Singapura (0,18 persen), dan Swedia (0,07 persen).
Menurut Dewan Pembangunan Kamboja, sektor industri menyumbang sebagian besar proyek, yakni 102 (90,27 persen). Mereka mengatakan proyek-proyek investasi itu akan menciptakan sekitar 122 ribu lapangan kerja baru.