Senin 11 Sep 2023 19:55 WIB

Upaya Pemadaman Kebakaran Gunung Bromo Terkendala Angin Kencang

BB TNBTS menerjunkan sekitar 100 personel untuk menangani karhutla.

Red: Yusuf Assidiq
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Bromo terlihat di Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak 30 Agustus itu sekitar 274 hektar dan diduga sumber api akibat suar yang dinyalakan pengunjung.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Bromo terlihat di Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak 30 Agustus itu sekitar 274 hektar dan diduga sumber api akibat suar yang dinyalakan pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan angin kencang menjadi salah satu kendala tim gabungan dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur.

Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan  tim gabungan mengalami sejumlah kendala untuk melakukan pemadaman api yang muncul di kawasan itu sejak 6 September 2023. "Kendala yang dihadapi antara lain angin kencang, vegetasi yang sangat kering, dan lokasi sulit dijangkau," kata Septi.

Dijelaskan, dalam upaya memadamkan kebakaran yang bermula terjadi di Blok Savana Lembah Watangan, atau Bukit Telletubies itu, BB TNBTS telah menerjunkan kurang lebih 100 personel untuk menangani kebakaran hutan dan lahan tersebut.

Menurut dia, saat ini kebakaran masih belum sepenuhnya padam dan tim gabungan masih berupaya untuk memadamkan api. Kebakaran di kawasan taman nasional itu disebabkan ulah pengunjung yang menggunakan flare atau suar.