Selasa 12 Sep 2023 05:25 WIB

Komisaris HAM PBB Kutuk Aksi Pembakaran Alquran

Aksi pembakaran Alquran berulang kali terjadi di Swedia dan Denmark.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Mushaf alquran yang dibakar (ilustrasi)
Mushaf alquran yang dibakar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, pada Senin (11/9/2023), mengutuk serangkaian insiden pembakaran Alquran di Eropa beberapa kali di tahun ini.

Dalam sambutannya, seperti dilansir Arabnews, Turk menyerukan untuk 'menjaga martabat manusia'. Komentarnya disampaikan pada saat pembukaan sesi ke-54 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) di Jenewa. Dewan ini diharapkan akan membahas masalah pembakaran Alquran pada tanggal 6 Oktober 2023.

Baca Juga

Denmark dan Swedia mengalami beberapa protes pada bulan Juli di mana salinan Alquran dibakar, atau dirusak. Aksi ini telah memicu kemarahan di negara-negara Muslim, yang menuntut pemerintah negara-negara Nordik itu, untuk menghentikan pembakaran tersebut.

Dewan HAM PBB juga diperkirakan akan membahas sejumlah isu hak asasi manusia, termasuk kebencian agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, xenofobia, dan bentuk-bentuk intoleransi, di antara topik-topik lain yang berkaitan dengan hak asasi manusia. 

Pada aksi pembakaran Alquran sebelumnya oleh seorang imigran asal Irak di Swedia, Salwan Momika pada 3 September lalu, Polisi Swedia justru menangkap dua orang dan menahan sekitar 10 orang yang berusaha menghentikan pembakaran Alquran.

Menurut polisi, aksi pembakaran tersebut telah berakhir setelah penyelenggara pergi, namun sekelompok orang tetap berada di lokasi.

Sekitar 10 orang ditahan karena mengganggu ketertiban umum dan dua orang lainnya ditangkap karena dicurigai melakukan kerusuhan. Media lokal melaporkan bahwa beberapa penonton melempari Momika dengan batu, dan video dari tempat kejadian menunjukkan beberapa orang mencoba menerobos penjagaan sebelum akhirnya dihentikan oleh polisi.

Dalam video lain, seorang pria terlihat berusaha menghentikan mobil polisi yang mengangkut Momika dari lokasi dengan cara menabraknya. Melalui serangkaian demonstrasi, Momika telah memicu kemarahan yang ditujukan kepada Swedia dan ketegangan diplomatik antara Swedia dan beberapa negara Timur Tengah.

Pemerintah Swedia mengutuk penodaan terhadap Alquran sambil mengingatkan bahwa kebebasan berbicara dan berkumpul di negara itu dilindungi oleh konstitusi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement