REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pasangan capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memang terbilang mengejutkan dan membuat banyak publik syok. Karena sebelumnya, PKB dan Ketum Muhaimin Iskandar tidak ada dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies.
Kronologi terbentuknya pasangan Anies-Muhaimin pun terungkap di Pondon Pesantren Al Aqobah, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Dalam kunjungannya pada akhir pekan lalu, Muhaimin mengungkap kronologi pemasangannya dengan Anies.
"Saya mengira pertemuan ini penjajakan, namanya seperti penjodohan. Ada proses yang namanya saling bertanya dan saling melihat peluang dan kemungkinan," kata Muhaimin.
Akan tetapi, dalam pertemuan itu terjadi diskusi panjang lebar dan kesimpulannya Nasdem mempunyai bakal calon presiden, PKB juga memiliki bakal calon presiden.
"Saya ditanya, PKB targetnya apa, targetnya calon presiden. Nasdem apa targetnya, targetnya sama calon presiden," ujarnya.
Karena sama-sama punya target calon presiden dan tidak ada yang mengalah, tambahnya, Surya Paloh mengambil kesimpulan Nasdem sudah punya calon presiden dan PKB ditawari posisi calon wakil presiden.
"Kalau mau, sekarang juga salaman. Kalau nggak mau, kita tidak usah ketemu sampai nanti akhir pemilu," ungkap Muhaimin menirukan kembali pernyataan Surya Paloh.
Muhaimin lalu berjanji kepada Surya Paloh untuk mengomunikasikan tawaran itu dengan para kiai dan pengurus PKB. Muhaimin meminta waktu dua hari untuk memberikan jawaban.
"Akhirnya setelah seluruh komunikasi dilakukan, alhamdulillah, para kiai bersepakat. Jika tidak ada calon lain, apa pun yang terjadi harus nyalon tahun 2024," jelas Muhaimin.
Setelah rampung...