Selasa 12 Sep 2023 13:49 WIB

Warga Palestina Gunakan Aplikasi Azma untuk Pantau Situasi di Pos Pemeriksaan

Israel mendirikan puluhan pos pemeriksaan di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Tentara Israel memeriksa mobil Palestina di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk kota Jericho di Tepi Barat, 28 Februari 2023.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Israel memeriksa mobil Palestina di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk kota Jericho di Tepi Barat, 28 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Palestina kini semakin mudah memantau situasi lalu lintas di pos pemeriksaan yang dijaga oleh tentara Israel melalui aplikasi seluler Azma. Aplikasi seluler ini akan memungkinkan mengurangi waktu yang terbuang untuk menunggu di pos pemeriksaan.

Aplikasi Azma diluncurkan pada Juli oleh seorang pemuda Palestina. Tetapi, aplikasi ini harus ditutup karena masalah hukum yang diajukan oleh otoritas Israel. Aplikasi tersebut kemudian diluncurkan kembali oleh Pusat Sosial Burj Al-Luqluq di Yerusalem Timur.

Baca Juga

Israel mendirikan puluhan pos pemeriksaan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Warga Palestina harus melewati pos-pos pemeriksaan ini, saat mereka bergerak di Tepi Barat, mengunjungi Yerusalem Timur, atau untuk tujuan mencapai tempat kerja mereka di Israel.

Warga Palestina tidak memerlukan izin untuk melewati pos pemeriksaan di Tepi Barat. Namun, izin diperlukan jika melewati Yerusalem Timur atau ke Israel untuk tujuan bekerja atau perawatan medis.

Direktur Pusat Sosial Burj Al-Luqluq, Muntaser Dkaidek, mengatakan, aplikasi ini dikembangkan oleh seorang pemuda Yerusalem pada 2016. Awalnya aplikasi ini cukup populer di komunitas Palestina. 

"Namun, sebagai akibat dari pelecehan yang dilakukan oleh otoritas Israel, pemuda tersebut terpaksa mencabut permohonan tersebut," ujar Dkaidek, dilaporkan Middle East Monitor, Jumat (7/9/2023).

Dkaidek mengatakan, pemuda yang menciptakan aplikasi itu tidak ingin disebutkan namanya. Pemuda itu mendekati Pusat Sosial Burj Al-Luqluq dan meminta mereka untuk mengadopsi aplikasinya.

Sejak diluncurkan kembali pada Juli lalu, puluhan warga Palestina telah mempublikasikan aplikasi tersebut di berbagai platform media sosial. Aplikasi ini tersedia di iOS dan Android. Selain memantau lalu lintas di pos pemeriksaan Israel, pengguna aplikasi itu dapat memberikan informasi terkini tentang situasi di pos pemeriksaan.

“Sejauh ini, 30 ribu pengguna telah mengunduh aplikasi tersebut. Slogan kami adalah satu menit menggunakan aplikasi lebih baik daripada menunggu satu jam di pos pemeriksaan,” ujar Dkaidek.

Dkaidek menegaskan, dengan menjamurnya ponsel pintar dan jaringan Internet, aplikasi ini berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi waktu tunggu yang dihabiskan selama pergerakan di Tepi Barat. Aplikasi ini mencakup seluruh pos pemeriksaan di Tepi Barat.

“Aplikasi ini merupakan ide yang sangat kreatif dari pemuda Palestina ini. Pemuda yang meluncurkan aplikasi ini secara sukarela memperbaruinya dari waktu ke waktu,” kata Dkaidek.

“Pusat Sosial Burj Al-Luqluq mensponsori semua biaya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mengunggah aplikasi ke platform mereka,” kata Dkaidek.

Pusat Sosial Burj Al-Luqluq telah meluncurkan sejumlah aplikasi dalam beberapa periode terakhir. Mereka meluncurkan Permainan Penjaga Masjid Al-Aqsha untuk mengenal Masjid Al-Aqsha dengan cara yang menyenangkan dan menghibur.

Dkaidek mengatakan, Pusat Sosia Burj Al-Luqluq juga meluncurkan aplikasi Tur Virtual di Yerusalem, yang menyajikan sejarah dan situs Kota Tua Yerusalem dalam enam bahasa. Termasuk aplikasi “My Story” yang menyajikan cerita kepada anak-anak mengenai sejarah pengungsi Palestina. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement